AFP (15/11) – Dolar berubah pada level 100.15 yen di Tokyo pada
transaksi sore hari terhadap 100.00 yen di New York pada hari Kamis sore
hari, menandai level tertingginya sejak tangal 11 September lalu. Euro
berada pada level $1.3453 dan 134.74 yen disbanding dengan $1.3459 dan
134.61 yen.Jepang di hari Kamis lalu mengatakan bahwa
pertumbuhan ekopnomi sebesar 1.9% pada kuartal ketiga sejalan dengan
melemahnya ekspor dan belanja konsumen. Hal itu mengalami penurunan dari
pertumbuhan 3.8% pada tiga bulan sebelumnya.Pada hari
berikutnya Badan Statistik Eropa mengatkan bahwa pertumbuhan ekonomi
zona eropa hanya sebesar 0.1% pada kuartal ketiga – disbanding dengan
0.3% pada bulan April-Juni -- dengan Jerman dan Perancis mengalami
kontraksi.Angka pertumbuhan yang kecil tersebut memicu spekulasi
bahwa Bank of Japan dan Bank Sentral Eropa kemungkinan akan
melaksanakan stimulus moneter guna mendorong pertumbuhan ekonomi mereka,
yang akan cenderung terbebani terhadap yen dan euro.Menambah
tekanan terhadap komentar yen pada hari Kamis lalu oleh Menetri Keuangan
Taro Aso yang menyatakan adanya kemungkinan intervensi guna meredam
langkah spekulatif pada mata uang Jepang.Melemahnya situasi
ekonomi di Tokyo mengimbangi perkiraan Federal Reserve akan
mempertahankan program stimulusnya dalam beberapa waktu kedepan. Yellen
mengatakan saat sesi jajak pendapat bahwa dia tidak akan menghentikan
skema pembelian obligasi sejauh pertumbuhan ekonomi masih rendah dan
tingkat pengangguran meningkat.Dolar naik tipis pada level
Sg$1.2477 dari Sg$1.2463 pada hari Kamis, ke level 63.12 rupee india
dari 63.04 rupee, dan ke level 31.58 baht Thailand dari 31.55 baht.Dolar
AS jatuh ke level 43.58 peso Filipina dari 43.73 peso, ke level
1,065.30 won Korea Selatan dari 1,068.02, dan ke level Tw$29.55 dari
TW$29.60.Dolar Australia turun ke level 93.36 sen AS dari 93.45
sen, sementara Yuan China berada pada level 16.43 yen terhadap 16.36
yen. (bgs)