Bloomberg, (11/11) – Dolar tahan gain dua pekannya terhadap yen
menjelang pidato resmi Federal Reserve ditengah tanda-tanda ekonomi AS
cukup kuat bagi bank sentral untuk memangkas stimulus moneternya. Dolar
AS masih tinggi pasca rilis data pekerjaan pada pekan lalu yang
melebihi dari perkiraan para ekonom, mendorong acuan imbal hasil
obligasi Treasury. Federal Reserve Bank dari Minneapolis President
Narayana Kocherlakota dan Dennis Lockhart dari Atlanta akan berpidato
besok. Yen menahan penurunan terhadap mayoritas mata uang lain rekor
laporan Jepang musiman menyesuaikan defisit neraca berjalan di bulan
September dan sebuah gap perdagangan lebih tinggi dari perkiraan
sebelumnya .Dolar sedikit berubah pada level 98.98 yen pada
pukul 10:48 pagi di Tokyo pasca kenaikan 1 % pada level 99.05 di tanggal
8 November. Dolar telah mengalami kenaikan sebesar 1.7% selama dua
pekan terakhir. Mata uang AS sedikit berubah pada level $1.3360 per
euro. Euro jatuh sebesar 0.1% ke level 132.24 yen.Kocherlakota
dijadwalkan akan berpidato besok terkait kebijakan moneter dan akan
mengambil pertanyaan mengikuti pidatonya. Dia mengatkan pada tanggal 17
Oktober bahwa pembuat kebijakan harus “mengambil apapun itu” guna
mendorong bagi pengembalian yang lebih cepat terhadap tenaga kerja
ketika mempertahankan inflasi mendekati 2%, meliputi kemungkinan
menggelontorkan stimulus yang lebih. Lockhart mengatakan pada tanggal 8
November bahwa Federal Reserve akan mempertimbangkan pengurangan program
pembelian obligasinya pada pertemuan kebijakan bulan depan.Tenaga
kerja AS naik sebesar 204,000 pekerja di bulan Oktober, dibanding
dengan rata-rata survey Bloomberg News kenaikan sebesar 120,000, laporan
yang dirilis pada pekan lalu Tingkat pengangguran naik sebesar 7.3%
dari hampir lima tahun terendahnya. (bgs)