NEW YORK (09/9) - MarketWatch — Mata uang dollar turun perlahan dalam perdagangan dihari Senin, dengan ketidakpastian tentang apakah A.S akan meluncurkan sebuah serangan pada Suriah yang meliputi market.Tidak terdapat data ekonomi utama yang dijadwalkan untuk dirilis pada hari Senin ini.Index ICE dollar, sebuah acuan penguatan greenback terhadap enam rivalnya, telah menghapus gain semula untuk bergerak turun menuju ke level 82.102 dari level 82.206 diakhir hari Jumat pekan lalu di Amerika Utara.Sedangkan Index WSJ Dollar, sebuah acuan alternatif dari unit di A.S sempat berada dilevel 74.26 mendekati level 74.28 dihari Jumat.Pergerakan mata uang tersebut muncul seiring dengan Presiden Obama yang bersiap terhadap sebuah dorongan publik untuk mengumpulkan dukungan pada sebuah serangan menentang rezim di Suriah, ditengah bukti penggunaan senjata kimia terhadap warga sipil.Obama telah menjadwalkan sebuah wawancara dengan seluruh jaringan televisi besar di A.S untuk disiarkan menyusul dihari Senin, yang diikuti oleh sebuah pidato televisi jam 9 siang dihari Selasa waktu timur A.S, semuanya dalam upaya untuk membuat pihak kongres untuk menyetujui sebuah serangan balasan terhadap Suriah.Sebagian besar laporan mengindikasikan bahwa apakah pihak kongres akan memberikan persetujuan seperti itu adalah merupakan sebuah pertanyaan terbuka, dan analis dari Crédit Agricole dihari Senin mengatakan bahwa situasi tersebut dapat memicu sebuah goncangan penolakan resiko.“Tergantung pada taraf keragaman, goncangan ini dapat memicu pembelian safe haven yang diperbaharui (dollar), tentunya, faktor Suriah kemungkinan mengesampingkan ekspektasi kebijakan the Fed dalam bangkitnya data payroll nonfarm yang lebih lemah dari ekspektasi dipekan ini.” Seperti yang dituliskan oleh mereka.Laporan pekerjaan, yang diterbitkan pada hari Jumat, telah meleset dari ekspektasi dan mengirim mata uang dollar menjadi lebih rendah, bahkan banyak analis yang mengatakan bahwa data tersebut tidak cukup lemah untuk menunda the Fed dalam mengurangi stimulus moneternya.Analis Crédit Agricole dihari Senin mengatakan bahwa the Fed kemungkinan masih akan mulai langkah pengurangan pada pertemuan ditanggal 17-18, menambahkan hal tersebut menjadi kontras dengan sebuah “dovish yang mengejutkan” dari ECB yang dapat memicu mata uang euro untuk “enggan bergerak lebih rendah untuk menjajaki level harga $1.3075 pekan depan.”Sementara dihari Senin, euro telah membeli dilevel harga $1.3195, naik dari level harga $1.3177 diakhir hari Jumat.Analis market dari RBC Capital telah melihat potensi untuk lebih banyak pengurangan dari ECB, mengatakan bahwa bank sentral “sangat siap merespon semua berita buruk, dan market akan sangat salah mengartikan pesannya dalam cara lain: dewan pemerintah tidak sedang menggertak.”Dalam perdagangan mata uang lain, mata uang poundsterling Inggris naik perlahan menuju ke level harga $1.5676 dari level harga $1.5627, sementara dollar Australia naik menuju ke level 92.04 sen A.S dari level 91.86 sen A.S, terbantu oleh meningkatnya data perdagangan China dan juga lunaknya angka inflasi. Mata uang yen Jepang turun lebih rendah, dengan dollar yang naik menuju ke level harga ¥99.52, dari ¥99.09 dihari Jumat pekan lalu, setelah pasangan mata uang tersebut menembus level harga ¥100 pada satu titik dihari Senin.(tito)