INILAH.COM, New York - Dalam enam tahun terakhir, hanya tahun 2012 indeks mengalami penguatan di bulan Juni. Padahal sebelum tahun 2012, selama bulan Juni indeks selalu jatuh. Hal itu terjadi pada Juni tahun 2008 yang turun 8,4%. Demikian juga dengan Juni 2010 yang melemah 5,2%. Bagaimana dengan indeks S&P? Pada Jumat pekan lalu, tercatat untuk bulan Mei mengalami kenaikan 2 persen. Bisa jadi merupakan pintu bagi investor untuk mengambil napas dan bersiap akan menyaksikan pelemahan di bulan Juni. Demikian mengutip catatan Shawn Langlois di marketwatch.com, Senin (3/6/2013) Dengan melihat pasar saham penting seperti bursa Turki melemah 7,9% setelah terjadi kerusuhan selama akhir pekan. Indeks Eropa lebih tinggi 0,06% dan belum stabil. Kondisinya tidak jauh berbeda dengan di Asia seperti indeks Nikkei yang kehilangan 3,7%. Bursa Asia terseret data China tentang aktivitas manufaktur bulan Mei. Data China tentang Indeks Pembelian Manajer (PMI) yang dilakukan HSBC menunjukkan pelemahan 49,2 pada bulan Mei. Pelemahan ini merupakan pertama kalinya dalam tujuh bulan trakhir. Sementara data PMI nonmanufaktur jatuh ke 54,3 di bulan Mei. Data ini juga terendah sejak September tahun lalu. Meskipun pelemahan melanda bursa global, bursa AS siap untuk melawan imbas dari pelemahan pada akhir pekan lalu.