Bloomberg, (14/5) - Dolar mempertahankan gain empat hari terhadap yen karena ekonomi AS menunjukkan tanda-tanda keberlanjutan pemulihan, meningkatkan kekhawatiran terhadap penarikan stimulus moneter dari the Fed. Mata uang AS mempertahankan kenaikan tiga hari terhadap euro sebelum Presiden Federal Reserve Bank of Philadelphia, Charles Plosser berbicara hari ini, menyusul kenaikan tak terduga pada tingkat penjualan ritel AS. Treasury yields menyentuh level tertinggi tujuh minggu. Dolar Selandia Baru diperdagangkan mendekati delapan minggu terendah setelah tingkat penjualan ritel lokal tumbuh kurang dari perkiraan. "Pandangan pasar terhadap perekonomian AS menjadi lebih bullish," kata Koji Iwata, wakil presiden perdagangan valuta asing dari Mizuho Corporate Bank Ltd. "Pandangan bahwa the Fed mungkin akan mulai menarik stimulusnya makin kuat hari demi hari. Treasury yields meningkat, mendasari kenaikan dolar AS." Dolar dibeli di level 101,80 yen pada pukul 08:24 am di Tokyo dari posisi 101,82 yen kemarin. Nilainya telah meningkat 2,9 persen terhadap mata uang Jepang sejak 7 Mei lalu. Greenback diperdagangkan pada posisi $ 1,2982 per euro dari level $ 1,2975. Mata uang bersama Eropa itu sedikit berubah pada level 132,12 yen. Imbal hasil (yield) Treasury AS 10-tahun menyentuh 1,94 persen kemarin, level tertinggi sejak 26 Maret. Plosser mengatakan pada 9 Mei lalu bahwa pengangguran AS kemungkinan akan jatuh ke tingkat 7 persen pada akhir tahun 2013 dan ia memilih untuk mendukung pengurangan laju program stimulus $ 85 milyar secara bulanan. Pernyataannya menyoroti perdebatan dalam Federal Open Market Committee (FOMC) pada apakah untuk memperluas atau mengekang laju pembelian aset yang telah memompa neraca bank sentral senilai $ 3.32 trilyun. Dolar Selandia Baru menghapus gain awal setelah data menunjukkan bahwa tingkat penjualan ritel negara itu tumbuh 0,5 persen pada kuartal pertama. Para ekonom telah memperkirakan kenaikan sebesar 0,8 persen sebelumnya. Kiwi (dollar) Selandia Baru sedikit berubah pada level 82,52 sen AS kemarin, ketika menyentuh 82,29 sen, terendah sejak 21 Maret. (brc)