Bloomberg, (15/4) - Jelang pertemuan para kepala keuangan dari Group 20 negara (G20) pekan ini, Jepang akan diingatkan lagi tentang janjinya untuk tidak menurunkan yen terlalu dalam, dalam upaya memerangi ekonominya dari deflasi yang telah berlangsung lebih dari 15 tahun. Jelang pertemuan G-20 dan para gubernur bank sentral pekan ini di Washington, Departemen Keuangan AS mengatakan akan menekan Jepang untuk menahan diri dari devaluasi kompetitif dan pemerintah Eropa juga mendesak negara itu untuk tidak terlalu bergantung pada stimulus fiskal dan moneter. Yen telah jatuh terhadap 16 mata uang utama lainnya sejak 4 April ketika Bank of Japan memberikan kejutan kepada para investor dengan rencana menggandakan pembelian obligasi bulanan dan menetapkan target inflasi dua tahun sebesar 2 persen. Yen menguat terhadap 16 mitra utamanya hari ini setelah laporan menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi China melambat secara tak terduga pada kuartal pertama, memicu permintaan untuk aset haven. Mata uang Jepang naik 0,2 persen menjadi 98,22 per dolar pada pukul 12:00 a.m. di Tokyo setelah sebelumnya menyentuh 97,63, terkuat sejak 8 April. Departemen Keuangan AS menggunakan laporan mata uang semesteran kepada Kongres AS dimana Jepang harus "tetap berorientasi untuk memenuhi tujuan pertumbuhan domestik dengan menggunakan instrumen domestik dan untuk menahan diri dari mendevaluasi mata uangnya secara kompetitif dan menargetkan nilai tukarnya untuk tujuan kompetitif juga." (brc)