Bloomberg (06/12) – Emas berjangka turun pada ketiga kalinya dalam empat hari terakhir sejalan dengan data ekonomi AS memicu kekhawatiran bahwa Federal Reserve akan memulai memangkas program stimulus, mempengaruhi permintaan akan logam mulia sebagai safe haven. Ekonomi AS tumbuh sebesar 3.6% pada kuartal ketiga, naik dari estimasi awal sebesar 2.8%, sementara klaim pengangguran secara tak terduga turun ke level terendahnya dalam lebih dari dua bulan terakhir pada tanggal 30 November, menurut laporan pemerintah yang dirilis pada hari ini. Emas memangkas penurunan pasca dolar turun, meningkatkan permintaan akan logam mulia sebagai investasi alternatif. Emas berjangka untuk pengiriman bulan Februari tergelincir sebesar 1.2% untuk diselesaikan pada harga $1,231.90 per ounce pada pukul 1:41 siang pada Comex di New York. Pada sesi awal transaksi harga turun sebesar 2.5%. Dolar turun sebesar 0.6% terhadap euro pasca Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi menahan diri dari memperkenalkan lebih lanjut stimulus moneter. Sinyal para pembuat kebiajkan Federal Reserve pada bulan lalu bahwa pasar tenaga kerja kemungkinan akan cukup membaik untuk menjamin pembelian obligasi bulanan sebesar $85 miliar. Emas Bullion naik 70% dari bulan Desember 2008 hingga Juni 2011 sejalan dengan bank sentral memompa dana lebih dari $2 triliun ke dalam system keuangan. Pertemuan Federal Reserve berikutnya akan diselenggarakan pada tanggal 17-18 Desember mendatang. Emas telah mengalami penurunan sebesar 26% pada tahun ini, menuju pada penurunan tahunan pertama kalinya dalam 13 tahun terakhir. Beberapa investor kehilangan kepercayaan pada logam mulia sebagai tempat lindung nilai ditengah ekuitas yang mengalami rally dan sejalan dengan inflasi yang masih rendah. Perak berjangka untuk pengiriman bulan Maret turun sebesar 1.3% ke level $19.57 per ounce pada Comex. Sementara pada New York Mercantile Exchange, platinum berjangka untuk pengiriman bulan Januari tergelincir sebesar 0.9% ke level $1,363.50 per ounce. Palladium berjangka untuk pengiriman bulan Maret naik sebesar 1% ke level $736.85 per ounce. (bgs)