Bloomberg (06/12) – Saham Jepang jatuh hari ketiga, dengan index Topix
yang bergerak menuju penurunan mingguan pertama selama dua bulan
terakhir, seiring dengan peningkatan data ekonomi A.S yang memicu
taruhan pada langkah pemangkasan stimulus the Fed yang lebih cepat dari
estimasi.Index Topix turun 0.1% ke level 1,228.28 pada jam 9:01
pagi di Tokyo, menuju penurunan sebesar 2.4% dipekan ini, yang terbanyak
sejak periode yang berakhir tanggal 4 Oktober, index Nikkei 225 turun
0.3% ke level 15,128.20, selain itu mata uang yen kemarin naik 0.6%
terhadap dollar yang meraih gain untuk hari ketiga.Data
menunjukkan bahwa index S&P 500 hari ini sedikit berubah, hari
kemarin acuan ekuitas jatuh 0.4%, turun untuk hari kelima berturut,
sementara itu tingkat tahunan GDP A.S naik dilevel 3.6%, beranjak dari
estimasi semula sebesar 2.8% dan yang terkuat sejak kuartal pertama
tahun 2012.Sedangkan laporan yang terpisah memperlihatkan
aplikasi untuk tunjangan pengangguran A.S turun menjadi 298,000 dalam
pekan yang berakhir tanggal 30 November bulan lalu.Pihak the Fed
telah mengatakan akan mulai memperlambat laju stimulusnya jika terdapat
peningkatan ekonomi yang sejalan dengan perkiraannya.Selama dua
hari terakhir Index Topix telah jatuh setelah naik menuju enam bulan
tertinggi pada tanggal 3 Desember, tahun ini acuan tersebut mengalami
reli sebesar 43% hingga kemarin, yang terbanyak diantara market yang
sedang berkembang lainnya, acuan tersebut ditransaksikan dilevel 1.24
kali nilai buku pada hari kemarin, dibandingkan dengan level 2.58 untuk
index S&P 500 dan level 1.75 untuk index Stoxx Europe 600.Kepala
perekonomian Jepang akan menjalani operasi kanker paling cepat pada
minggu depan, menuangkan sebuah awan pada masa depan dari politisi yang
dibebankan dengan rencana kerajinan guna merombak regulasi industri
serta peraturan perdagangan liberal, sementara pada hari kemarin di
Tokyo Akira Amari, mengatakan pada reporter bahwa beliau telah
terdiagnosa dengan kanker lidah tahap awal dan mengajukan pengunduran
dirinya hanya untuk melihat penolakan dari PM Shinzo Abe.(tito)