Bloomberg, (1/7) - Saham-saham Asia dan minyak jatuh setelah data manufaktur China mengalami ekspansi di laju paling lambat dalam empat bulan terakhir. Yen melemah terhadap 16 mitra dagang utamanya setelah membukukan kinerja semester pertama terburuk sejak 1982 karena kebijakan pemerintah Jepang telah menurunkan mata uang tersebut dan produsen berubah menjadi lebih optimis untuk pertama kalinya sejak September.MSCI Asia Pacific Index turun 0,3 persen menjadi 130,09, dipimpin saham-saham bank Australia dan perusahaan industri di Korea Selatan. Minyak turun untuk hari kedua dan emas berayun antara keuntungan dan kerugian setelah mencatat kuartal terburuk setidaknya sejak 1920. Yen jatuh 0,1 persen menjadi 99,28 per dolar pada pukul 11:52 pagi di Tokyo. Index berjangka Standard & Poor 500 tergelincir 0,2 persen setelah index tersebut kehilangan 1,5 persen pada Juni lalu.Indeks Pembelian Manajer (PMI) jatuh ke level 50,1 dari 50,8 pada bulan Mei, menurut statistik yang dirilis di Beijing karena kekurangan uang tunai menurunkan laju kredit dan Presiden Xi Jinping mengatakan bahwa para pejabat tidak boleh dinilai hanya pada catatan mereka dalam meningkatkan perekonomian. Survey Tankan dari Bank of Japan pagi inni mengisyaratkan bahwa para produsen Jepang menjadi lebih optimis untuk pertama kalinya sejak September 2011, menunjukkan kepercayaan dalam kebijakan reflationary Perdana Menteri Shinzo Abe. Data AS yang akan keluar hari ini diperkirakan akan menunjukkan rebound pada aktivitas pabrikasi selama bulan lalu.'Pembacaan angka PMI China sesuai dengan ekspektasi tapi jelas bukan angka yang besar karena memberikan sinyal bahwa pertumbuhan akan terus turun,' kata Sacha Tihanyi, ahli strategi mata uang dari Scotiabank di Hong Kong. 'Bila data PMI AS nanti malam lebih baik dari perkiraan, bisa menekan Asia karena akan menambah amunisi bagi the Fed untuk mengurangi skala pembelian aset.'(brc)
|
01 Juli 2013
Saham Asia tertekan data PMI China pagi ini
Juli 01, 2013
News Market