Bloomberg (01/7) – Minyak mentah WTI berfluktuasi pasca penurunan kuartal seiring dengan sektor manufaktur di China yang berekspansi pada laju yang paling lambat dalam empat bulan terakhir, menyebabkan peningkatkan demand terhadap spekulasi yang dapat berkurang pada konsumen minyak kedua terbesar didunia.Kontrak berjangka sedikit berubah di New York setelah jatuh sebanyak 0.5% seiring Index PMI China yang jatuh menjadi 50.1 dibulan lalu, pembacaan hasil berada dilevel angka 50.8 dibulan Mei yang lalu, berdasarkan data dari Bureau of Statistics and China Federation of Logistics and Purchasing, sementara itu minyak naik sebanyak 5% dibulan Juni bahkan seiring dengan peningkatan terhadap minyak mentah A.S serta tingkat cadangan bahan bakar untuk selama tiga pekan berturut, berdasarkan data dari pihak pemerintah.Minyak WTI untuk pengiriman bulan Agustus berada dilevel harga $96.78 per barel dalam perdagangan elektronik pada New York Mercantile Exchange, yang naik sebanyak 22 sen pada jam 3 siang waktu Singapura, dengan volume seluruh perdagangan yang ditransaksikan sebanyak 6% berada dibawah nilai rata-rata 100 hari, kontrak tersebut turun sebanyak 49 sen menuju ke level harga $96.56 pada tanggal 28 Juni pekan lalu, yang menghentikan penurunan sebanyak 0.7% untuk dikuartal yang kedua.Brent oil untuk settlement bulan Agustus berada dilevel harga $102.35 per barel, naik sebanyak 19 sen pada London-based ICE Futures Europe exchange, tingkat acuan Eropa berada dilevel premium sebanyak $5.53 bagi WTI, dengan spread sebesar $5.60 pada tanggal 28 Juni, yang merupakan dasar penutupan harga yang terendah sejak bulan Januari 2011.(tito)