New York, 4/11 (Bloomberg) – Emas berjangka memangkas gain sejalan reli di ekuitas AS meredam permintaan terhadap logam sebagai alternatif investasi. Platinum naik terkait kekhawatiran akan pasokan di Afrika Selatan ditengah kekacauan mengenai tenaga kerja. Indeks Standard & Poor 500 naik sebesar 0.3%. Indeks acuan tersebut naik ke sebuah rekor baru pada pekan lalu. Pada awal pembukaan, emas gain sebesar 0.7% sejalan dengan dolar tersentak reli terpanjang sejak bulan Mei lalu terhadap 10 mata uang lainnya. Presiden Federal Reserve Dallas, Richard Fisher mengatakan bahwa dia tidak akan mengesampingkan tapering pembelian obligasi bank sentral hingga bulan Maret tahun depan. Emas berjangka untuk pengiriman bulan Desember naik sebesar 0.1% diselesaikan pada level $1,314.70 per ounce pukul 1:40 sore di Comex, New York. Pada tanggal 1 November harga menyentuh level $1,305.60, yang merupakan terendah bagi kontrak yang teraktif sejak tanggal 17 Oktober lalu. Pada tahun ini, emas telah jatuh sebesar 22%, menuju penurunan tahunan pertama sejak tahun 2000 lalu. Sebagian investor telah kehilangan kepercayaan terhadap logam ditengah reli pada pasar ekuitas dan inflasi yang rendah. Perak berjangka untuk pengiriman bulan Desember jatuh sebesar 0.6% ke level $21.70 per ounce di Comex. Di awal pembukaan, harga menyentuh level harga $21.61, level terendah sejak tanghgal 17 Oktober lalu. Sementara di New York Mercantile Exchange, platina berjangka untuk pengiriman bulan Januari naik sebesar 0.3% ke level $1,456.20 per ounce. Harga naik sebesar 2.5% di bulan Oktober. Himpunan Nasional Pekerja Tambang Afrika Selatan memulai pemogokan kerja kemarin terkait upah di Northam Platinum Ltd. Perusahaan tersebut berencana mengajukan pertemuan dengan para pekerja besok. (bgs)