Bloomberg (19/10) – Gubernur the Fed Daniel Tarullo mengatakan bahwa
kreditur dapat memberikan penalti kepada bank terbesar dengan suku bunga
yang lebih tinggi atau meninggalkannya secara keseluruhan jika
pemerintah tidak menjelaskan rencana untuk menutup perusahaan yang
hampir bangkrut.Tarullo mengatakan bahwa “Kecuali kreditur dan
rekanannya telah juga mendasari ekspektasi pada bagaimana mereka akan
diperlakukan dalam sebuah pengaturan resolusi, mereka kemungkinan butuh
menuntut sebuah premi untuk kompensasi bagi ketidakpastian tambahan,”
seperti yang dikatakan oleh Tarullo dalam sebuah konferensi pada hari
ini di Washington tentang bagaimana cara untuk menangani bank yang
mengalami kegagalan.”dalam periode meningkatnya tekanan dalam sistem
finansial, mereka mungkin tidak berkeinginan untuk menghadapi dengan
perusahaan tertentu secara bersamaan.”Tarullo berbicara pada
konferensi yang disponsori the Fed seiring pertimbangan regulator dalam
bagaimana cara menghindari sebuah pengulangan dari bailout yang didukung
oleh pembayar pajak selama krisis kredit 2008, aksi dari The Dodd-Frank
membutuhkan pemberi pinjaman yang besar guna mencipakan wasiat hidup
untuk mendeskripsikan bagaimana mereka dapat mengalami sebuah
kebangkrutan, jika hal itu tidak berhasil, pihak Federal Deposit
Insurance Corp. dapat mulai dilibatkan, melikuidasi bank tersebut dan
memaksa kerugian pada pemegang saham dan kreditur.Sementara itu
ketua the Fed dari Richmond Jeffrey Lacker mengatakan pada pihak
konferensi bahwa aksi Dodd-Frank mengarah pada kebangkrutan tanpa
bantuan sebagai “opsi yang pertama dan paling banyak dipilih.” Namun,
kenamangan dari kerusakan ekonomi yang mengikuti kebangkrutan dari
Lehman Brothers Holdings Inc. dibulan September 2008 dapat membujuk para
regulator untuk memilih resolusi yang dijalankan pemerintahan untuk
bank terbesar.(tito)