Bloomberg (24/10) – Dolar tergelincir dalam dua tahun terendahnya
terhadap euro sejalan dnegan kecemasan bahwa pertumbuhan AS terhambat
oleh shutdown pemerintah awal bulan ini yang memunculkan spekulasi bahwa
Federal Reserve akan menunda pengurangan stimulus hingga awal tahun
depan. Dolar AS memangkas penurunannya terhadap yen dan mata
uang eropa ketika orang-orang Amerika dari perkiraan sebelumnya menambah
pengangguran pekan lalu. Euro memangkas gain terhadap mata uang Jepang
pasca data industri menunjukkan output sektor manufaktur dan jasa
menghalau kenaikan mata uang pada bulan ini kurang dari perkiraan. Mata
uang Norwegia menguat pasca bank sentral menyatkan bahwa mata uang
negaranya telah melemah sejak keputusan kebijakan terakhir dan
meninggalkan tingkat suku bunga tidak berubah. Dolar
terdeprisiasi sebesar 0.2% pada level $1.3801 per euro pukul 10:53 pagi
di New York dan mencapai level $1.3825, terendah sejak bulan November
2011. Dolar sedikit mengalami perubahan pada level 97.34 yen pasca
penurunan sebesar 0.2% pagi ini dan menyentuh level 97.16 kemarin, level
terendah sejak tanggal 9 Oktober lalu. Mata uang Eropa naik 0.1% pada
level 134.33 yen. Perkiraan euro di pertengahan tahun di survei Bloomberg oelh paar ekonom dan analis sebesar $1.33. (bgs)