Reuters (27/9) - Dolar AS saham menguat dan saham global naik, dipimpin oleh keuntungan yang solid di Wall Street, setelah data klaim pengangguran mingguan di AS menunjukkan membaiknya pasar tenaga kerja, yang bisa mendukung rencana Federal Reserve untuk mulai memangkas program stimulus . Indeks Dow Jones dan indeks S&P 500 menghentikan penurunan beruntun selama lima hari terakhir setelah Departemen Tenaga Kerja mengatakan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun pada pekan lalu mendekati level terendahnya dalam enam tahun terakhir. Data ini membantu meredakan kekhawatiran tentang ekonomi AS bahwa The Fed menaikkan pada pekan lalu ketika meninggalkan kebijakan stimulatifnya dalam pembelian obligasi yang mengejutkan banyak investor. Data lain menunjukkan pemerintah AS meninggalkan estimasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal keduanya yang tidak berubah pada kisaran 2,5%. Sebuah ukuran pasar ekuitas global, indeks dunia MSCI semua negara naik 0,27%, sedangkan FTSEurofirst 300 saham Eropa terkemuka naik tipis 0,8% lebih tinggi ke level 1,257.97. Di Wall Street, Dow Jones Industrial Average naik 96.01 poin, atau sebesar 0,63%, ke level 15,369.27. Indeks Standard & Poor 500 naik 9,16 poin, atau sebesar 0,54%, ke level 1,701.93. Nasdaq Composite Index naik 31,50 poin, atau sebesar 0,84%, pada level 3,792.60. Penguatan dolar dibantu oleh kerugian euro disebabkan oleh ketidakpastian politik di Italia. Sekutu yang penuh skandal mantan Perdana Menteri Silvio Berlusconi member ancaman baru untuk menjatuhkan pemerintah koalisi jika ia dilarang berpolitik seiring bagian dari hukumannya untuk penipuan pajak. Euro turun 0,27% ke level $1,3489. Terhadap yen, dolar naik 0,56% pada level harga 98,97 yen. Namun penguatan dolar dan lonjakan saham AS yang diperkirakan akan terbatas karena kebuntuan dalam negosiasi Kongres atas peningkatan batas pinjaman federal bisa menyebabkan kemungkinan default utang pemerintah federal. (izr)