New York, 14/08 (Bloomberg) – Emas naik untuk kelima kalinya dalam enam sesi terakhir berkat penurunan nilai tukar dolar yang mendorong permintaan untuk investasi alternatif. Spekulasi memuncak bahwa pembelian akan meningkat dari China, konsumen terbesar kedua di dunia logam.The Bloomberg Dollar Index, yang mengukur terhadap 10 mata uang utama lainnya, jatuh untuk pertama kalinya dalam tiga hari terakhir. Asosiasi Emas China mengatakan pada 12 Agustus lalu bahwa pembelian emas meningkat hingga 54 persen menjadi 706,4 metrik ton pada semester pertama tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya. Permintaan mengalami lonjakan sebesar 87 persen untuk emas batangan dan 44 persen untuk permintaan perhiasan."Pelemahan dalam dolar memberikan bantuan terhadap harga emas," kata Frank McGhee, kepala dealer dari Integrated Brokerage Services LLC di Chicago, dalam sebuah wawancara telepon."Pasar melihat bahwa permintaan dari China tumbuh mengikuti ekonominya yang terus membaik."Emas berjangka untuk pengiriman Desember naik 1 persen untuk menetap diharga $ 1,333.40 per ounce pada pukul 1:41 sore di Comex, New York. Volume perdagangan adalah 35 persen di bawah rata-rata 100 hari terakhir untuk sesi kali ini, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg. Harga telah naik 4 persen sejak 6 Agustus lalu. Emas telah jatuh sebesar 20 persen tahun ini. Sebagian investor telah kehilangan kepercayaannya terhadap komoditas sebagai penyimpan nilai ditengah inflasi yang rendah di AS. Minggu ini, India, pembeli utama emas dunia, menaikan pajak impor pada logam kuning tersebut untuk membendung defisit current account negaranya yang mencapai rekor. Permintaan untuk emas batangan dan perhiasan melonjak menyusul anjloknya harga. (brc)