Bloomberg, (15/7) - Saham-saham China reli, memperpanjang gain minggu lalu setelah ekonomi negara itu tumbuh sejalan dengan perkiraan analis dan pemerintahnya juga memperluas akses bagi investor asing untuk masuk kedalam bursa (QFII). Index Shanghai Composite naik 1,5 persen menjadi 2,069.35 pada istirahat siang, menambah gain minggu lalu menjadi sebesar 1,6 persen. Index CSI 300 naik sebesar 2,2 persen menjadi 2,324.84 dan index Hang Seng China Enterprises Index menguat 1,2 persen.Subsektor saham finansial naik sebesar 3,1 persen dan memberikan kontribusi terbesar di antara kelompok industri dalam index CSI 300. Citic Securities, broker terbesar yang terdaftar di bursa, reli 6,6 persen menjadi 11,24 yuan. Haitong Securities yang menempati peringkat kedua, naik 6,5 persen menjadi 11,25 yuan.Selain meningkatkan batas QFII, Komisi Regulasi Sekuritas China juga mengatakan pada 12 Juli kemarin bahwa akan mengizinkan investor dengan kepemilikan yuan di Singapura dan London untuk berinvestasi di pasar saham China.China terakhir meningkat batas QFII pada April 2012 dengan meningkatkan nilainya menjadi $ 80 miliar dari sebelumnya sebesar S $ 30 miliar. Investor asing hanya memenuhi kuota sekitar $ 43 milyar dari $ 80 milyar sejak China mulai mengizinkan investasi luar negeri melalui program QFII pada tahun 2002, menurut regulator. Mereka memiliki porsi 1,6 persen dari total saham di pasar A-share China.Pertumbuhan ekonomi China melambat mengikuti kenaikan pada output pabrik yang turut melemah, dan beresiko melemahkan kendali pemerintah dalam hal ekspansi kredit untuk mengurangi bahaya dari krisis keuangan. Komentar oleh Perdana Menteri Li Keqiang pekan lalu mengisyaratkan bahwa pertumbuhan harus tetap berada di atas level tertentu yang tidak ditentukan dan komentar Lou tersebut menambah kebingungan tentang sampai sebatas mana toleransi pemerintah akan berakhir.Mskipun pertumbuhan GDP sebesar 7,5 persen di kuartal kedua lebih rendah dari ekspansi 7,7 persen pada kuartal sebelumnya, namun cocok dengan perkiraan rata-rata dalam survei Bloomberg News dari 45 analis. Pemerintah China Maret lalu menetapkan target pertumbuhan tahun 2013 sebesar 7,5 persen. (brc)
|