Bloomberg, (25/7) -- Saham-saham Asia yang diperdagangkan pagi ini sebagian besar turun ke level terendah dua pekan dan mata uang di pasar emerging juga melemah karena para investor masih menimbang dan berspekulasi tentang penarikan stimulus moneter dari bank sentral Amerika. Logam dan minyak mundur, namun dollar Selandia Baru naik. Index MSCI Asia Pacific turun 0,6 persen menjadi 136,14 pada pukul 01:06 siang di Tokyo, terbesar sejak 8 Juli. Won Korea Selatan dan baht Thailand melemah 0,4 persen, sementara dolar Selandia Baru naik sebesar 0,6 persen. Index saham berjangka Standard & Poor 500 tergelincir 0,1 persen. Sementara, tembaga turun 0,6 persen di London dan minyak mentah merosot 0,5 persen di New York.Data ekonomi global hari ini mungkin akan menunjukkan tingkat pesanan barang tahan lama (durable goods) AS naik dan klaim untuk tunjangan pengangguran turun, sedangkan kepercayaan bisnis Jerman kemungkinan naik untuk bulan ketiga. PM China, Li Keqiang kemarin mengatakan bahwa China akan mempercepat pembangunan jalur kereta api untuk mendukung ekonomi yang diperkirakan akan terekspansi di laju paling lambat dalam 23 tahun terakhir.Pesanan barang tahan lama AS kemungkinan naik sebesar 1,4 persen pada bulan Juni, sementara jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim tunjangan pengangguran turun 89.000 dalam pekan yang berakhir 13 Juli lalu menurut survei ekonom dari Bloomberg sebelum data tersebut dirilis malam ini. Indeks iklim bisnis dari Ifo Institute Jerman naik ke 106.1 dari 105.9 pada bulan Juni, menurut survei. (brc)
|