Bloomberg, (3/7) - Minyak mentah menguat di atas US $ 100 per barel untuk pertama kalinya dalam sembilan bulan terakhir akibat kekacauan politik di Mesir dan menyusutnya persediaan AS. Saham di Asia akhiri kenaikan lima hari, sementara Won Korea Selatan dan dolar Australia turun.Minyak mentah WTI melonjak sebesar 2,4 persen menjadi $ 101,92 per barel pada pukul 12:08 siang di Tokyo, berada mendekati level tertingginya dalam 14-bulan. Index saham MSCI Asia Pacific turun sebesar 1,2 persen, mengakhiri kenaikannya sejak bulan April lalu. Mata uang Won Korea Selatan turun sebesar 0,6 persen setelah yen menembus 100 per dolar untuk pertama kalinya dalam sebulan terakhir seiring Aussie yang melemah sebesar 0,4 persen. Sementara itu, saham berjangka pada Index Standard & Poor 500 tergelincir sebesar 0,2 persen dan Index Shanghai Composite turun sebesar 1,9 persen pada bulan Juni lalu karena turunnya sektor jasa.
Enam belas orang tewas dalam penembakan di Universitas Kairo, menurut stasiun TV Nile News, setelah militer Mesir memberikan ultimatum kepada Presiden Mohamed Mursi untuk memulihkan stabilitas di tengah gencarnya protes nasional. Investor menunggu data klaim pengangguran AS dan gaji minggu ini untuk mengukur prospek the Fed dalam memangkas pembelian aset. 'Risiko geopolitik di Mesir memicu kenaikan permintaan dari yang ingin meningkatkan cadangan bila terjadi gangguan pasokan minyak,' kata Leo Baek, seorang pedagang dari KEB Futures Co di Seoul. 'Meningkatnya data AS juga menambahkan permintaan bahan bakar untuk energi.' (frk) |
03 Juli 2013
Pesan berbintang Kerusuhan Mesir angkat harga minyak
Juli 03, 2013
News Market