23/05 (Bloomberg) – Emas mencatat kenaikan terbesar dalam hampir sebulan lalu pada tanda-tanda bahwa manufaktur China akan melambat di bulan Mei untuk pertama kalinya dalam tujuh bulan terakhir, memicu penurunan ekuitas global dan meningkatnya permintaan emas sebagai perlindungan kekayaan. Pembacaan awal untuk PMI China berada dibawah estimasi analis dan muncul level 50, mengindikasikan kontraksi sehingga mempengaruhi kinerja komoditas dan saham, dengan ekuitas Jepang catat kejatuhan terbesar sejak setelah bencana Fukushima dua tahun lalu. Bullion juga naik karena dolar AS terdepresiasi tajam dalam lebih dari satu bulan lalu terhadap sekeranjang mata uang. Emas berjangka untuk pengiriman Juni naik 1,8 persen untuk menetap di level $ 1,391.80 per ounce pukul 1:45 pm di Comex, New York, kenaikan terbesar sejak 25 April. Kemarin, futures naik sebanyak 2,6 persen sebelum jatuh 0,7 persen pasca kesaksian Ketua Federal Reserve, Ben S. Bernanke di depan Kongres terkait stimulus moneter. Emas telah jatuh 17 persen tahun ini karena sebagiaan investor telah kehilangan kepercayaan terhadap logam sebagai penyimpan nilai dan di tengah kekhawatiran bahwa the Fed mungkin akan menurunkan skala langkah-langkah stimulus ekonomi. Aset di SPDR Gold Trust, exchange-traded produk bullion yang terbesar, turun menjadi 1,020.07 metrik ton kemarin, terendah sejak Februari 2009, menurut data di website perusahaan tersebut. (brc)