Bloomberg (18/03) –- Saham-saham Jepang merosot, dengan Nikkei 225 Stock Average menandai kerugian terbesarnya dalam 10 bulan terakhir karena penguatan yen setelah pengenaan retribusi yang belum pernah terjadi sebelumnya pada deposito perbankan di Siprus yang mengancam Eropa kembali ke dalam krisis. Index Nikkei 225 turun 2,7 persen dan ditutup pada posisi 12,220.63 di Tokyo, penurunan terbesar sejak 18 Mei. Index itu mencapai level tertinggi sejak 8 September 2008 pada tanggal 15 Maret lalu. Indeks Topix kehilangan 2,2 persen di 1,028.34, dengan ke-33 subindustri berakhir pada zona merah. "Para pembuat kebijakan menggunakan obat yang pahituntuk Siprus, meningkatkan kekhawatiran bahwa mereka mungkin akan melakukan hal yang sama dengan negara lain," kata Tetsuo Seshimo, portofolio manajer dari Saison Asset Management Co. "Saham-saham Jepang menyerah karena penguatan yen." Euro jatuh ke level terendah tahun ini terhadap dolar dan yen menguat terhadap semua mitra utamanya. Para menteri keuangan 17 negara blok mata uang tersebut mencapai kesepakatan pada 16 Maret lalu dengan memaksa para deposan di bank Siprus untuk berbagi biaya bailout zona euro terbaru. Sementara Siprus menyumbang kurang dari setengah persen dari perekonomian kawasan euro, langkah yang tidak biasa kepada perbankan tersebut akan memberikan risiko kejang baru pada krisis utang yang dimulai pada tahun 2009 lalu di Yunani. Eksportir menjadi menyeret terbesar di Topix hari ini. Toyota, yang mendapat sekitar 70 persen dari pendapatan di luar negeri, turun 3,4 persen menjadi ¥ 4.850. Canon Inc, produsen kamera terbesar di dunia, kehilangan 2,2 persen menjadi ¥ 3.385 dan Nippon Sheet Glass turun 3,7 persen menjadi ¥ 105. (brc)