Bloomberg, (17/5) - Saham-saham Asia jatuh untuk hari kedua karena kekhawatiran bahwa bank-bank sentral menarik skala stimulus moneter sehingga pemulihan ekonomi global akan kembali goyah. Indeks Dolar AS dan mata uang Australia menguat. Index MSCI Asia Pacific turun sebesar 0,2 persen pada pukul 09:30 am di Tokyo, dengan Nikkei 225 Stock Average Jepang melemah sebesar 0,5 persen. Index berjangka dari Standard & Poor 500 naik sebesar 0,2 persen. Index Dollar, yang mengukur greenback terhadap mata uang dari enam mitra dagang AS naik sebesar 0,2 persen, sementara Mata uang (Aussie) Australia naik 0,2 persen. Para pembuat kebijakan di Jepang akan bertemu pekan depan yang kemungkinan bank sentral Jepang dapat meningkatkan penilaian ekonomi domestiknya. Presiden the Fed Bank of San Francisco, John Williams mengatakan bahwa Federal Reserve AS mungkin akan mengurangi skala pembelian obligasi bulanan senilai $ 85 milyar secepatnya pada awal musim panas ini di tengah tanda-tanda bahwa ekonomi AS terus menguat. PM China, Li Keqiang mengisyaratkan minggu ini bahwa para pembuat kebijakan masih enggan untuk menggunakan stimulus untuk melawan perlambatan pemulihan dan mengatakan bahwa China harus bergantung pada mekanisme pasar untuk membantu pertumbuhan. "Ini bukan berarti bahwa perekonomian AS membaik dengan cepat, tapi traksi meningkat secara perlahan," kata Kiyoshi Ishigane, senior strategist di Mitsubishi UFJ Asset Management Co. "Pasar saat ini tengah melakukan taking profit." Index MSCI Asia Pacific telah naik sebesar 11 persen tahun ini hingga kemarin, dibandingkan dengan peningkatan 16 persen pada S & P 500 dan reli 10 persen oleh Indeks Stoxx 600 Eropa. Index Dollar naik 0,2 persen ke 83,75 dan Dolar Australia naik 0,2 persen menjadi 98,24 sen AS. (brc)