Bloomberg (16/05) – Indeks Topix Jepang mundur dari level tertinggi 4,5 tahun setelah indikator teknis mengisyaratkan bahwa pasar saham mungkin terlalu "panas". Saham-saham perbankan mencatat kejatuhan paling tajam di antara 33 kelompok industri Topix setelah Mitsubishi UFJ dan Sumitomo Mitsui Financial Group Inc memprediksi laba yang lebih rendah sebagai akibat dari pelonggaran moneter yang membebani profitabilitas pinjaman. Indeks Topix kehilangan 0,6 persen dan ditutup pada level 1,245.23 di Tokyo setelah kemarin ditutup pada level tertinggi sejak 29 Agustus 2008. Lebih dari tiga saham jatuh untuk setiap satu yang naik. Indeks Nikkei 225 turun sebesar 0,4 persen menjadi 15,037.24. RSI 14-hari dari Index Topix, indikator yang digunakan untuk mengukur momentum perdagangan hingga perdagangan kemarin telah mencapai di atas ambang batas 70, yang biasanya diartikan sebagai sinyal overbought dan siap untuk turun. Sementara, Index Toraku 25-hari, yang membandingkan jumlah saham-saham yang naik dan turun di Topix, berada di atas 120 kemarin yang menunjukkan potensi penurunan. Dari 796 perusahaan di Topix yang telah melaporkan laba setahun penuh sejak 1 April, dan yang memiliki estimasi dari Bloomberg, sebanyak 479 perusahaan mengalahkan estimasi analis. Megabank di Jepang jatuh setelah memproyeksikan keuntungan yang lebih kecil di tengah langkah pelonggaran dari Bank of Japan untuk menjaga margin bunga terendah di Asia. Mitsubishi UFJ kehilangan 3,6 persen di 706 yen setelah mengatakan bahwa laba tahunannya akan turun 11 persen. Sumitomo Mitsui turun 3 persen di 4.770 yen setelahmemperkirakan penurunan laba 27 persen. (brc)