Bloomberg (23/04) – Perdagangan saham Jepang berakhir turun, dengan Nikkei 225 Stock Average jatuh dari level tertinggi sejak Juli 2008 karena yen menguat terhadap dolar dan investor menunggu laporan pendapatan dari beberapa perusahaan besar minggu ini. Indeks Nikkei 225 kehilangan 0,3 persen di posisi 13,529.65 pada penutupan bursa Tokyo. Indeks Topix kehilangan 0,2 persen di 1,143.78, dengan sekitar tiga saham menguat untuk setiap dua yang jatuh pada indeks yang mempunyai 1698-anggota."Yen melemah pada laju yang lebih lambat, dan tidak ada katalis untuk Bank of Japan dalam melonggarkan kebijakan lebih lanjut yang digunakan untuk membawa yen turun lebih lanjut," kata Ayako Sera, analis pasar dari Sumitomo Mitsui Trust Bank Ltd. "Sekarang yang perlu investor perhatikan adalah dampak depresiasi yen terhadap kinerja laba usaha." Yen menguat dan saham terikat China membalikkan keuntungan setelah laporan aktivitas manufaktur negara Tirai Bambu tersebut menambahkan kekhawatiran goyahnya ekonomi terbesar di Asia tersebut. Pembacaan awal untuk Purchasing Managers Index China yang dirilis oleh HSBC Holdings Plc dan Markit Economics berada di bawah estimasi median dalam survei Bloomberg News dari 11 analis. Yen menguat 0,5 persen menjadi 98,75 terhadap dolar, mengurangi prospek pendapatan eksportir Jepang saat konversikan. Toyota Motor Corp, produsen mobil terbesar di dunia, kehilangan 0,7 persen, Honda Motor Co, yang mendapat 44 persen penjualannya dari Amerika Utara, turun 1 persen dan Sony turun 0,6 persen. (brc)