Bloomberg (09/04) – Sebagian besar saham Jepang jatuh di tengah kekhawatiran bahwa saham-saham telah meningkat terlalu cepat dan yen rebound setelah mendekati 100 yen per dolar AS. Mitsubishi Estate Co, pengembang properti terbesar Jepang berdasarkan nilai pasarnya, memimpin penurunan saham realestate setelah sektor ini naik ke level tertinggi dalam 5,5 tahun kemarin. Credit Saison Co jatuh 7,7 persen, terbesar sejak pasca gempa 2011 setelah bank kreditur konsumen tersebut melonjak terbesar sejak 2009. Okuma Corp, melonjak 8,9 persen setelah Credit Suisse AG menaikkan peringkat investasi pada perusahaan pembuat mesin perkakas tersebut. Indeks Topix ditutup sedikit berubah pada level 1,102.04, dengan sekitar tiga saham jatuh untuk dua yang naik. Index tersebut naik sekitar 11 persen sejak 2 April, sehari sebelum Bank of Japan memulai pertemuan kebijakan yang mengakibatkan peningkatan stimulus untuk meningkatkan perekonomian. Index Nikkei 225 Stock Average turun 0,24 poin, kurang dari 0,1 persen ke posisi 13,192.35 dengan volume sekitar 24 persen lebih tinggi dari rata-rata 30-hari. "Yen melemah melampaui harapan dan itu akan baik bagi pendapatan perusahaan," kata Tomomi Yamashita, senior fund manager dari Shinkin Asset Management Co di Tokyo. "Ini bisa menjadi saat yang baik untuk membeli ketika saham turun. Namun, sudah mulai ada rasa overbought pada beberapa saham." (brc)