Bloomberg (09/04) – Pasar saham Hong Kong berakhir naik dan mendorong indeks dari saham-saham perusahaan China ke level paling tinggi dalam tiga minggu terakhir setelah rilis data inflasi China yang lebih lambat dari diperkirakan meredakan tekanan kepada para pembuat kebijakan untuk mengetatkan kebijakan moneter lebih lanjut. Hang Seng China Enterprises Index naik 1,7 persen menjadi 10,610.77 pada penutupan perdagangan di Hong Kong, sedangkan Indeks Hang Seng naik 0,7 persen menjadi 21,870.34. Kedua index utama tersebut membukukan keuntungan terbesar mereka sejak 20 Maret setelah data yang dirilis Selasa pagi menunjukkan bahwa tingkat inflasi China mereda pada bulan lalu dari level tertinggi 10-bulan. Pemerintah China telah menguras senilai 706 milyar yuan ($ 114 miliar) dari sistem keuangan melalui operasi pasar uang pada tahun ini. "Data inflasi itu setidaknya mereda kekhawatiran apakah akan ada pengetatan lagi di China," kata Linus Yip, kepala strategist dari First Shanghai Securities di Hong Kong. "Baru-baru ini, pasar memperkirakan apakah akan ada semacam pengetatan moneter lanjutan." Indeks harga konsumen (CPI) naik 2,1 persen pada bulan Maret dari tahun sebelumnya, berdasarkan rilis data dari Biro Statistik Nasional China hari ini di Beijing. Angka tersebut dibandingkan dengan estimasi median sebesar 2,5 persen dari 38 ekonom dan 3,2 persen kenaikan di bulan Februari ketika liburan Tahun Baru Imlek banyak memberikan mendorong terhadap kenaikan harga. Indeks Hang Seng turun 8,8 persen sejak tertinggi 30 Januari hingga kemarin di tengah wabah baru flu burung di China, dan tekanan di sektor pengembang pada upaya pemerintah untuk mengekang kenaikan harga properti. (brc)