Bloomberg, (9/4) - Dolar dan yen melemah terhadap sebagian besar mata uang utama karena para pedagang memperkirakan bahwa para pembuat kebijakan di AS dan Jepang akan mempertahankan atau memperluas langkah-langkah stimulus moneternya.nGreenback turun untuk hari kelima terhadap euro setelah Ketua Federal Reserve, Ben S. Bernanke mengatakan bahwa kondisi ekonomi membaik namun tidak seperti yang diinginkan. Yen tergelincir ke lebih dari tiga tahun terendah terhadap euro setelah Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe mengatakan bahwa pergerakan mata uang saat ini memberikan dampak positif secara keseluruhan. Yen jatuh 6,4 persen dalam tiga hari sebelumnya terhadap dolar, terbesar sejak 1988 setelah Bank of Japan mengambil langkah-langkah pelonggaran yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sementara itu, dolar jatuh 0,3 persen menjadi $ 1,3050 per euro pada pukul 12:43 siang di Tokyo setelah mencapai posisi $ 1,3068, terendah sejak 15 Maret. Mata uang itu diperdagangkan sedikit berubah pada 99,33 yen setelah sebelumnya naik setinggi 99,66 yen, terbesar sejak Mei 2009. Yen melemah 0,3 persen menjadi 129,68 per euro. Ben S.Bernanke sebagai ketua the Fed kemungkinan akan digantikan oleh Wakil Ketuanya, Janet Yellen ketika masa jabatannya berakhir 31 Januari mendatang menurut survei oleh International Strategict & Investment Group. 65 persen dari mereka yang disurvei pada konferensi organisasi pekan lalu mengatakan bahwa Yellen, usia 66, kemungkinan besar akan dicalonkan untuk jabatan tertinggi menurut laporan perusahaan riset investasi tersebut kemarin di Washington. Penurunan dolar terhadap euro dipercepat setelah menembus supprt dekat level $ 1,3040, kata Sue Trinh, senior ahli strategi mata uang dari Royal Bank of Canada di Hong Kong. Yen telah turun 7,2 persen dalam seminggu terakhir, yang paling besar di antara 10 mata uang pasar negara berkembang yang diukur oleh index korelasi tetimbang Bloomberg. Dolar telah jatuh 0,6 persen sementara euro telah meningkat 1,4 persen. Pejabat BOJ yang dipimpin oleh Gubernur Haruhiko Kuroda mengatakan pekan lalu bahwa bank sentral Jepang akan meningkatkan pembelian obligasi bulanan menjadi 7,5 triliun yen untuk tujuan inflasi 2 persen. Yen belum pernah di level 100 per dolar sejak April 2009. RSI 14-hari mata uang Jepang tersebut terhadap greenback berada di level 27 - di bawah level 30 adalah isyarat bahwa harga aset telah jatuh terlalu cepat. (brc)