Bloomberg (28/03) –- Bursa saham Jepang ditutup turun, memperkecil kinerja kuartal terbaik pada indeks Topix sejak tahun 1988 setelah yen menguat akibat kekhawatiran mengintensifnya krisis utang di Eropa dan merespon jeleknya data perumahan di Amerika. Index Topix kehilangan 0,9 persen menjadi 1,036.78 pada penutupan bursa di Tokyo. Indeks tersebut naik 21 persen selama kuartal ini, menuju performa terbaik triwulanan sejak Maret 1988. Index Nikkei 225 Stock Average turun 1,3 persen menjadi 12,335.96, memperkecil keuntungan bulan inimenjadi 6,7 persen. "Sentimen luar negeri semakin parah, dan hanya ada sedikit investor asing yang mau mengambil risiko," kata Tomomi Yamashita, senior fund manager dari Shinkin Asset Management Co di Tokyo. "Saham-saham eksportir dijual karena kekhawatiran tentang kenaikan yen. Kami sedang menunggu data pekerjaan Jepang esok hari dan pertemuan kebijakan bank sentral Jepang bulan depan karena sekarang tidak ada banyak alasan untuk melakukan pembelian." Yen menguat 0,4 persen terhadap dolar dan 0,3 persen terhadap euro hari ini mengikuti merosotnya obligasi Italia, mendorong yield dari obligasi 10-tahun ke angkat tertinggi dibandingkan obligasi Jerman tahun ini. Partai Demokrat Italia pemimpinan Pier Luigi Bersani mengatakan tidak ada kesempatan koalisi yang luas untuk mengakhiri kebuntuan politik di Italia. Bankbank Siprus akan dibuka kembali untuk pertama kalinya dalam dua minggu terakhir dengan aturan yang baru untuk membatasi akses ke uang tunai sebagai bagian dari kontrol modal yang harus di jalankan setelah negara mengamankan paket bailout dari zona euro. (brc)