PT. KONTAK PERKASA - Harga minyak Amerika Serikat (AS), West Texas Intermediate (WTI) naik mendektai level tertinggi dalam tujuh minggu setelah OPEC mengisyaratkan optimisme atas kesepakatan dengan produsen lain termasuk Rusia untuk membatasi produksi dan kelebihan pasokan yang telah membebani pasar sejak 2014.
Seperi dikutip dari CNBC, Rabu (22/2/2017), harga minyak AS April untuk pengiriman bulan depan naik 3 sen menjadi USD54,36 per barel pada pukul 00.28 GMT. Kemarin, kontrak Maret berakhir naik 66 sen atau 1,2% menjeadi USD54,06 per barel, setelah memuncak pada USD54,68, tertinggi sejak 3 Januari 2017.
Sementara, harga minyak brent belum diperdagangkan setelah mengakhiri sesi sebelumnya di level USD56,66 per barel, naik 48 sen atau 0,9%. Hal ini sebelumnya sempat mencapai tertinggi sejak 2 Februari di posisi USD57,31 per barel.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen lain di luar OPEC pada November setuju untuk memangkas produksi sekitar 1,8 juta barel per hari (bph) dalam upaya untuk mengalirkan banjir yang telah tertekan harga selama lebih dari dua tahun.
Sekjen OPEC Mohammad Barkindo mengatakan, konferensi industri di London bahwa data Januari menunjukkan kesesuaian dari negara-negara anggota yang berpartisipasi dalam penurunan produksi telah di atas 90%. Persediaan minyak akan menurun lebih lanjut tahun ini.
"Semua negara yang terlibat tetap teguh dalam penentuan untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi," kata Barkindo.
Rusia dan produsen luar lainnya sejauh ini menyampaikan persentase yang lebih kecil dari pemotongan, tapi Barkindo mengatakan bahwa ini akan meningkat.
Hal itu terlalu dini untuk mengatakan jika pengurangan pasokan, yang berlangsung selama enam bulan dari 1 Januari, akan perlu diperpanjang atau diperdalam pada pertemuan OPEC mendatang pada Mei.
Simak juga : PT. KONTAK PERKASA
Sumber : ekbis.sindonews
Seperi dikutip dari CNBC, Rabu (22/2/2017), harga minyak AS April untuk pengiriman bulan depan naik 3 sen menjadi USD54,36 per barel pada pukul 00.28 GMT. Kemarin, kontrak Maret berakhir naik 66 sen atau 1,2% menjeadi USD54,06 per barel, setelah memuncak pada USD54,68, tertinggi sejak 3 Januari 2017.
Sementara, harga minyak brent belum diperdagangkan setelah mengakhiri sesi sebelumnya di level USD56,66 per barel, naik 48 sen atau 0,9%. Hal ini sebelumnya sempat mencapai tertinggi sejak 2 Februari di posisi USD57,31 per barel.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen lain di luar OPEC pada November setuju untuk memangkas produksi sekitar 1,8 juta barel per hari (bph) dalam upaya untuk mengalirkan banjir yang telah tertekan harga selama lebih dari dua tahun.
Sekjen OPEC Mohammad Barkindo mengatakan, konferensi industri di London bahwa data Januari menunjukkan kesesuaian dari negara-negara anggota yang berpartisipasi dalam penurunan produksi telah di atas 90%. Persediaan minyak akan menurun lebih lanjut tahun ini.
"Semua negara yang terlibat tetap teguh dalam penentuan untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi," kata Barkindo.
Rusia dan produsen luar lainnya sejauh ini menyampaikan persentase yang lebih kecil dari pemotongan, tapi Barkindo mengatakan bahwa ini akan meningkat.
Hal itu terlalu dini untuk mengatakan jika pengurangan pasokan, yang berlangsung selama enam bulan dari 1 Januari, akan perlu diperpanjang atau diperdalam pada pertemuan OPEC mendatang pada Mei.
Simak juga : PT. KONTAK PERKASA
Sumber : ekbis.sindonews