Harga minyak Brent turun di London pada Sabtu, setelah
Amerika Serikat mengatakan telah meluncurkan serangan udara terhadap
gerilyawan jihad di Irak yang mengancam wilayah Kurdi yang kaya minyak
mentah.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman September kehilangan
42 sen menjadi berakhir pada 105,02 dolar AS di perdagangan London.
Sebelumnya, sebelum serangan Amerika Serikat diumumkan, Brent telah melonjak sampai setinggi 107,45 dolar AS.
Namun, harga minyak mentah light sweet naik tipis di New York
Mercantile Exchange, bertambah 31 sen menjadi berakhir pada 97,65 dolar
AS per barel, meskipun jauh dari posisi tertinggi hari itu.
Presiden AS Barack Obama memerintahkan pesawat tempur negaranya
kembali ke langit Irak untuk menghentikan kelompok pemberontak Negara
Islam di Irak dan Suriah (ISIS) bergerak memasuki wilayah otonom
Kurdistan.
Analis CMC Markets Desmond Chua mengatakan perkembangan itu bisa
menambahkan "premi risiko yang signifikan terhadap harga minyak" karena
para dealer khawatir tentang potensi gangguan pasokan.
"Pengumuman ini tentu sedikit menaikkan kekhawatiran geopolitik
tentang Irak dan kawasan Timur Tengah, dan datang sebagai sedikit
kejutan bagi investor," Chua mengatakan kepada AFP.
Sementara itu OPEC pada Jumat memangkas perkiraannya untuk
pertumbuhan permintaan minyak dunia 2014 karena pertumbuhan ekonomi yang
lebih lemah dari perkiraan di negara-negara kaya pada kuartal kedua dan
pemulihan di seluruh dunia yang "rapuh".
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak itu mengatakan sekarang
pihaknya memperkirakan permintaan menjadi 91,11 juta barel per hari,
turun dari proyeksi sebelumnya 91,13 juta barel per hari.
Namun, dalam laporan bulanan terbarunya, OPEC yang memproduksi
sepertiga dari minyak mentah dunia, mempertahankan perkiraan bahwa
permintaan akan tumbuh menjadi 92,32 juta barel per hari pada 2015.
Demikian laporan AFP.