Indonesia hingga saat ini belum berdikari memenuhi kebutuhan susu
nasional. Pasalnya, kemampuan produksi peternak sapi lokal belum mampu
memenuhi konsumsi susu masyarakat Indonesia. Direktur Budidaya
Ternak Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Fauzi Tuthan
mengatakan kebutuhan susu dalam negeri masih saat ini didominasi impor.
Tercatat sebanyak 80 persen susu dalam negeri berasal dari impor. "Jadi
konsumsi susu kita saat ini mencapai 3 juta ton per tahun dan sekitar
1,8 juta-2 juta ton diantaranya berasal dari impor, jadi 80 persen itu
berasal impor," ujar Fauzi di Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan,
Rabu (4/6). Keterbatasan produksi susu dari dalam negeri terjadi
karena belum maksimalnya hasil susu dari setiap sapi perah milik
peternak. Satu ekor sapi di Indonesia hanya mampu menghasilkan susu
10-12 liter per hari. "Anak sapinya pun tidak tumbuh dengan maksimal sehingga kebanyak hanya berujung di pemotongan," tegasnya. Selain
itu, Fauzi mengakui sentra peternakan sapi perah di Indonesia masih
sangat sedikit. Saat ini sentra sapi perah hampir 95 persen hanya
terkonsentrasi di Pulau Jawa. "Untuk menambah jumlah sentra ini
memang butuh kerja keras. Kita ingin pada 2020, paling tidak 50 persen
kebutuhan susu nasional bisa dipasok dari dalam negeri karena pada 2020
diperkirakan konsumsi susu mencapai 20 liter per kapita per tahun dan
2025 mencapai 30 liter per kapita per tahun." Fauzi berjanji,
pihaknya akan terus melakukan upaya pembinaan untuk memperbaiki
menagemen, kualitas dan kuantitas dari produksi susu sehingga setiap
sapi perah mampu memproduksi susu sampai 20 liter per hari per ekor. "Kita
juga kerja sama dengan Kementerian Kehutanan dan PT Perkebunan Nasional
untuk memanfaatkan lahan mereka yang tidak terpakai untuk tanam pakan
ternak," tutupnya.