Bloomberg (20/01) – Minyak mentah WTI (West Texas Intermediate)
tergelincir dari level harga penutupan tertingginya dalam dua pekan
terakhir ditengah menurunnya pertumbuhan ekonomi dan melemahnya output
industri China, konsumen minyak terbesar kedua di dunia. Kontrak
berjangka turun sebesar 0.9% di New York. Produksi pabrik naik sebesar
9.7% di bulan Desember lalu, kenaikan terendahnya dalam lima bulan
terakhir, berdasarkan pada National Bureau of Statistics China. Kepala
Iran Atomic Energy Organization menyambut baik dimulainya implementasi
kesepakatan nuklir sementara dengan Negara penguasa yang akan melihat
Negara tersebut membatasi program nuklirnya pada bursa untuk keringanan
sanksi. WTI untuk pengiriman bulan Februari turun sebesar 81 sen
ke level $93.56 per barrel pada perdagangan elektronik di New York
Mercantile Exchange dan berada pada level $93.90 pukul 9:42 pagi waktu
lokal. Kontrak, yang akan berakhir besok, naik 41 sen ke level $94.37
pada tanggal 17 Januari lalu, level penutupan tertingginya sejak tanggal
2 Januari lalu. Kontrak berjangka yang teraktif di bulan Maret turun
sebesar 41 sen pada level $94.18. Lantai bursa ditutup karena AS libur
dan transaksi akan akan dibukukan dengan perdagangan besok. Minyak
jenis Brent untuk penyelesaian bulan Maret turun sebesar 38 sen ke
level $106.10 per barrel pada ICE Futures Europe exchange di London.
Volume semua kontrak berjangka diperdagangkan sebesar 40% dibawah 100
hari rata-rata. Acuan minyak mentah Eropa lebih tinggi sebesar $12.25
dibanding WTI untuk bulan yang sama. (bgs)