Bloomberg (02/11) - Minyak
mentah WTI (West Texas Intermediate) turun di bawah level harga US$ 95
per barrel untuk pertama kalinya sejak bulan Juni di tengah kenaikan
stok minyak AS dan sejalan dengan penguatan dolar terhadap euro,
membatasi permintaan komoditas dari investor.Minyak
berjangka menuju penurunan mingguan keempat secara berturut-turut,
terpanjang dari penurunan lebih dari setahun terakhir. Sebuah laporan
pemerintah AS pada 30 Oktober menunjukkan bahwa pasokan minyak naik pada
minggu keenamnya. Dolar menguat terhadap euro untuk hari kelima pada
spekulasi bahwa Bank Sentral Eropa akan menurunkan suku bunga untuk
memacu pertumbuhan ekonomi.Minyak
WTI untuk pengiriman Desember turun $ 1,33, atau 1,4 persen, ke level
harga US$95,05 per barel pada pukul 12:48 di New York Mercantile
Exchange. Minynak berjangka menyentuh level harga US$ 94,66, ini menjadi
level intraday terendahnya sejak 26 Juni. Harga turun sebesar 2,9
persen pada minggu ini dan jatuh sebesar 5,8 persen pada bulan Oktober.
Volume semua perdangan berjangka yang diperdagangkan adalah sekitar 17
persen di bawah rata-rata 100 hari.Minyak
Brent untuk pengiriman Desember turun US$2,08, atau 1,9 persen, ke
level US$106,76 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis
di London. Volume adalah 23 persen di atas rata-rata 100 hari. Minyak
mentah patokan Eropa diperdagangkan lebih tinggi US$ 11,71 dibandingkan
minyak WTI, turun dari level harga US$12,46 kemarin. (izr)