NEW YORK, MarketWatch (7/11) – dolar AS jatuh di hari Rabu ini sejalan
dengan para investor fokus mengenai penelitian yang menunjukkan bahwa
Federal Reserve menurunkan tingkat pengangguran ambang batas sebesar
6.5% guna menaikkan tingkat suku bunga jangka pendek yang akan secara
efektif mempertahnkan tingkat suku bunga tersebut mendekati nol untuk
waktu yang lebih lama dari perkiraan baru-baru ini. Penelitian
yang dipimpin oleh para ekonom Federal Reserve William English dan yang
ditekankan pada awal pekan ini oleh Goldman Sachs, yang muncul
menjelang laporan pekerjaan AS bulan Oktober yang dirilis pada hari
Jumat yang diperkirakan menunjukkan kenaikan sedikit pada tingkat
pengangguran sebesar 7.4% dari 7.2%, berdasarkan pada polling
MarketWatch. Hal ini juga memantapkan sebuah pesan yang berlanjut dari
Federal Reserve tahun ini yang kemungkinan akan mengurangi pembelian
obligasi bulanannya sebesar $85 miliar, yang tidak akan secara langsung
menaikkan tingkat suku bunga. Indeks ICE dollar yang merupakan
indeks mata uang dolar terhadap enam rival lainnya, turun ke level
80.464 dari penutupan hari Selasa kemarin pada level 80.709. Sementara,
indeks WSJ Dollar turun ke level 72.78 dari 72.94. Euro
mempertegas levelnya sebesar $1.3521 dari $1.3475 pada penutupan Selasa
kemarin di America Utara, Sementara British pound naik ke level $1.6074
dari $1.6047. Dolar Australia naik ke level 95.13 sen AS dari
94.93 sen AS, memulihkan level 95 sen pasca penurunan seiring Reserve
Bank of Australia Gov. Glenn Stevens menyatakan bahwa dolar Australia
“masih tinggi, tetapi tak nyaman.” Dolar dibeli sebesar ¥98.65, tipis lebih dari ¥98.58 pada penutupan Selasa kemarin. (bgs)