Bloomberg, (17/7) - Pasar saham China jatuh untuk pertama kalinya dalam tiga sesi terakhir yang dikontribusi oleh merosotnya saham-saham properti akibat kekhawatiran pemerintah China yang akan memperluas kebijakan pembatasan properti. Volatilitas pada index acuan melonjak ke level tertinggi sejak 2010. 'Sepertinya pemerintah akan mengambil beberapa langkah untuk menstabilkan pertumbuhan,' kata Li Jun, strategist dari Central China Securities Co di Shanghai. 'Namun, investor masih terbagi atas apakah pemerintah benar-benar dapat mencegah pertumbuhan ekonomi dari merosot lebih jauh di semester kedua.' Shanghai Composite Index turun 0,4 persen menjadi 2,058.40 pada istirahat pukul 11:30 waktu setempat setelah naik sebanyak 0,5 persen. Volatilitas harga untuk 30-hari berada di level 26,7 kemarin, level tertinggi sejak Desember 2010, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg. Volume perdagangan adalah 11 persen lebih tinggi dari rata-rata 30-hari. Index CSI 300 turun sebesar 0,8 persen menjadi 2,299.53. Sementara, Hang Seng China Enterprises Index dari perusahaan China yang diperdagangkan di Hong Kong menguat 0,9 persen. Vanke, pengembang properti terbesar yang terdaftar di bursa tersebut kehilangan 2 persen menjadi 10,24 yuan. Poly Real Estate, pengembang terbesar keduanya turun 1,5 persen menjadi 10,85 yuan.Administrasi Perpajakan Negara dilaporkan sedang mempelajari rencana untuk perluasan percobaan pajak properti. Hangzhou mungkin akan menjadi kota ketiga setelah Shanghai dan Chongqing untuk memulai pajak properti di China, berdasarkan laporan dari China Securities Journal 15 Juli lalu tanpa menyebut sumber informasi tersebut. Penjualan rumah China membukukan kenaikan bulanan terbesar tahun ini pada bulan Juni lalu yang dilihat sebagai isyarat bahwa tindakan pengetatan properti terbaru dari pemerintah China gagal untuk mencegah para pembeli. Data harga-harga properti dijadualkan rilis besok. Investasi asing langsung (FDI) di China naik ke rekor tertinggi $ 14.39 milyar yuan bulan lalu, menurut Departemen Perdagangan pagi ini. Pertumbuhan sebesar 20 persen tersebut dibandingkan dengan perkiraan kenaikan 0,7 persen dalam survei Bloomberg dan kenaikan 0,3 persen di bulan Mei. Pertumbuhan FDI China mungkin akan 'relatif stabil,' pada semester kedua tahun ini, kata juru bicara kementerian, Shen Danyang di Beijing. Namun belum dapat disimpulkan apakah FDI telah pulih bila melihat data bulan Juni saja, tambahnya. Perdana Menteri Li Keqiang kemarin mengatakan bahwa pemerintah akan berupaya untuk menjaga pertumbuhan ekonomi, lapangan kerja dan inflasi dalam batas-batas tertentu untuk menghindari 'fluktuasi yang lebih luas.' China akan fokus pada restrukturisasi ketika ekonomi berjalan dalam batas-batas pertumbuhan dan inflasi, beralih ke pertumbuhan yang lebih stabil atau mencegah inflasi ketika batas-batas tersebut mendekati, katanya. Komentar Li tersebut adalah yang pertama di depan publik sejak Biro Statistik Nasional China melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi melambat untuk kuartal kedua. (brc)
|
17 Juli 2013
China’s Stocks Fall on Property Concerns as Volatility Jumps
Juli 17, 2013
News Market