Bloomberg, (10/6) - Saham-saham Hong Kong menguat merespon data tenaga kerja yang positif dari AS yang rilis Jumat lalu, sementara gain masih dibatasi oleh data-data ekonomi dari China termasuk data perdagangan, inflasi dan kredit yang berada dibawah ekspektasi sehingga menambah tanda-tanda perlambatan pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut. Indeks Hang Seng, bursa berkinerja terburuk diantara bursa-bursa negara maju pada tahun ini, naik 0,4 persen menjadi 21,671.25 pada istirahat tengah hari di Hong Kong, dengan sekitar tiga saham yang naik untuk setiap dua yang jatuh. Hang Seng China Enterprises Index, yang pada tanggal 7 Juni menandai penurunan harian beruntun terpanjangnya dalam setahun terakhir, berayun antara keuntungan dan kerugian. "Tampaknya posisi jual di Hong Kong tengah mengalami tekanan setelah data ekonomi yang positif di AS dan Jepang," kata Andrew Sullivan, direktur penjualan perdagangan dari Kim Eng Securities di Hong Kong. "Data China menegaskan bahwa China memang tengah menghadapi perlambatan ekonomi." Short sales di Hong Kong melonjak 84 persen menjadi HK$9.24 milyar ($ 1,2 milyar) pada bulan Mei, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg. Short-selling memungkinkan investor untuk menjual sekuritas yang tidak mereka miliki sendiri dan mendapatkan keuntungan pada penurunan harga. Data pemerintah China selama akhir pekan menunjukkan bahwa produksi industri naik kurang dari perkiraan di 9,2 persen dari tahun sebelumnya. Kenaikan ekspor berada di level terendah 10-bulan dan impor juga turun sementara pertumbuhan investasi aset tetap melambat dan pinjaman yuan baru menurun. (brc)