Bloomberg (24/06) – Saham-saham AS kembali jatuh, mengirimkan Indeks Standard & Poor 500 ke posisi 9-pekan terendahnya setelah pasa ekuitas China memasuki bear market di tengah kekhawatiran krisis uang tunai yang akan merugikan pertumbuhan domestik dan para investor masih menimbang dampak dari kemungkinan penurunan stimulus moneter Federal Reserve. Index S & P 500 turun 1,2 persen menjadi 1,573.09 pada pukul 4 .p.m di New York, terendah sejak 22 April. Indeks Dow Jones Industrial Average tergelincir 139,84 poin, atau 0,9 persen, ke 14,659.56. Saham-saham global berguguran ikuti ekuitas China, dengan Indeks CSI 300 dari perusahaan terbesar China jatuh 6,3 persen, terbesar sejak Agustus 2009. Terjun dan mengambil kerugian dari puncaknya tahun ini menjadi lebih dari 20 persen. Suku bunga acuan antar bank di China pekan lalu naik ke rekor karena bank sentralnya menahan diri dari menggunakan operasi pasar terbuka untuk mengurangi tekanan tunai. Treasury AS 10-tahun sedikit berubah setelah imbal hasil sebelumnya melonjak ke 2,66 persen, tertinggi sejak 2011. Index S & P 500 mengikuti saham-saham global yang bergerak lebih rendah, dengan indeks patokan tersebut tergelincir secara perlahan di bawah level penutupan tertinggi tahun 2007 nya di 1,565.15. Indeks itu melampaui puncaknya pada bulan Maret lalu, memulihkan semua kerugian dari krisis keuangan. Namun sejak itu telah jatuh 3,5 persen pada bulan Juni, di jalur untuk mengakhiri kenaikan beruntun tujuh bulan, jangka terpanjang sejak September 2009. (brc)