Bloomberg (24/06) – Kekhawatiran seputar krisis uang tunai di China yang mencuat sejak menjelang akhir pekan lalu berlanjut pada awal perdagangan pekan ini yang diisyaratkan dengan pelemahan saham-saham berorientasi bisnis di China di tengah kekhawatiran tentang prospek pertumbuhan ekonomi terbesar di Asia tersebut. Indeks Topix kehilangan 0,9 persen menjadi 1,089.64 pada penutupan perdagangan di Tokyo, setelah naik 1,2 persen. Sementara, Indeks Nikkei 225 Stock Average turun 1,3 persen menjadi 13,062.78. Kekhawatiran tentang krisis uang tunai China tumbuh pekan lalu setelah suku bunga kredit antar bank melonjak ke rekor tertinggi. Baik Goldman Sachs dan China International Capital Corp menguurangi perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto untuk Chin tahun 2013 dari 8.7 persen dan 7.7 persen menjadi 8.4 persen secara persepktif. Eksportir turun bahkan setelah yen jatuh sebanyak 0,8 persen terhadap dolar dan diperdagangkan di sekitar 98,38 mengikuti penutupan perdagangan saham di Tokyo. Pemimpinn koalisi pemerintahan, Partai Liberal Demokrat (LDP) memenangkan pemilu akhir pekan di Tokyo, meningkatkan optimisme akan berhasil dalam jajak pendapat nasional pada bulan Juli mendatang. LDP dan mitra koalisinya memenangkan hampir dua pertiga kursi akhir pekan lalu di Tokyo melalui jajak pendapat, pertanda baik bagi prospek mereka dalam pemilihan majelis atas yang direncanakan pada tanggal 21 Juli mendatang. Kemenangan bagi pemerintahaan koalisi yang berkuasa dalam jajak pendapat nasional akan mengakhiri parlemen gantung yang telah menghambat pengambilan keputusan. (brc)