AFP (24/06) – Saham-saham Hong Kong dan Shanghai merosot pada perdagangan Senin setelah pihak otoritas China menunjukkan bahwa mereka tidak mau untuk memompa dana segar ke pasar meskipun terjadi krisis uang tunai yang memeras aliran likuiditas di perbankan China daratan. Kerugian pasar ini meambahkan atmosfer kegelisahan setelah pasar global terpukul dengan pengumuman Federal Reserve AS pekan lalu bahwa mereka kemungkinan akan mulai mengikat pinggang program stimulusnya tahun ini. Di Hong Kong indeks Hang Seng ditutup melemah 2,22 persen, atau 449,33 poin pada posisi 19,813.98 dengan volume sebesar HK$77.41 milyar. Sementara, indeks komposit Shanghai merosot 5,30 persen, atau 109,85 poin, menjadi 1,963.24 pada volume transaksi 88,0 miliar yuan, kerugian terbesar sejak 31 Agustus 2009. Investor terbawa dalam kepanikan pada hari Senin setelah Bank Rakyat China (PBoC) memerintahkan para bank kreditur untuk memperkuat manajemen likuiditasnya, yang analis katakan mungkin bank sentral tersebut menunjukkan keengganannya untuk menyuntikan uang tunai dalam waktu dekat. Pernyataan itu muncul sehari setelah komentar dari kantor berita Xinhua yang juga menunjukkan bahwa pemerintah tidak mungkin memompa uang tunai ke sistem perbankan untuk membendung risiko keuangan. "Tidak ada masalah kekurangan dana, tapi hanya penempatan dana yang salah," kata Xinhua dalam sebuah laporan pada akhir pekan kemarin. Ini menyalahkan kepada spekulasi dan bentuk pinjaman non-bank atau yang disebut dengan istilah "pembiayaan bayangan" (shadow finance). (brc)