Bloomberg, (22/4) - Pasar saham Jepang berakhir naik, dengan Nikkei 225 Stock Average tutup pada level tertinggi sejak 2008 karena yen diperdagangkan mendekati level terendahnya dalam empat tahun terakhir setelah Kelompok G-20 menahan diri dari mengkritik langkah Bank of Japan terhadap kebijakan stimulusnya. Indeks Nikkei 225 naik 1,9 persen dan ditutup pada posisi 13,568.37 di Tokyo, tertinggi sejak Juli 2008. Indeks Topix naik 1,7 persen menjadi 1,145.60. 31/33 kelompok industri berakhir di zona hijau. "Pasar saham masih bereaksi terhadap pelemahan yen setelah G-20 memaklumi langkah pelonggaran moneter yang dilakukan Jepang," kata Koichi Kurose, kepala strategi pasar dari Resona Bank Ltd di Tokyo. "Ke depannya, sulit untuk berharap adanya banyak kejutan positif yang keluar baik dari Bank of Japan maupun pemerintah, dan laju gain diperkirakan untuk melambat. Namun demikian, pelemahan yen seiring dengan trend menguatan saham kemungkinan akan berlanjut sampai pertengahan Mei mendatang." Yen jatuh ke posisi 99,74 per dolar, mendekati level terlemah sejak April 2009. Meskipun G-20 menegaskan kembali komitmennya di bulan Februari lalu untuk menghindari "devaluasi kompetitif," tapi tidak mengkritisi rencana BOJ untuk menggandakan basis moneternya yang "dimaksudkan untuk menghentikan deflasi dan meningkatkan permintaan domestik." Pasca pertemuan G20, Gubernur Bank of Japan, Haruhiko Kuroda mengatakan bahwa ia dan BOJ akan tetap dengan kampanye untuk mengalahkan 15 tahun deflasi. "Tidak ada kejutan negatif dari pertemuan G-20 dan semuanya berakhir dengan damai, yang mengarah ke pelemahan yen dan kenaikan saham," kata Seiichiro Iwamoto, dari Mizuho Asset Management Co. "Fokus pasasr berikutnya adalah tentang kinerja pendapatan dan apakah pelemahan yen tersebut dapat membantu para produsen." (brc)