New York, 26/04 (Bloomberg) – Emas berjangka jatuh, memangkas keuntungan mingguan terbesar dalam 15 bulan karena ekonomi AS tumbuh kurang dari perkiraan sehingga menekan komoditas dan menahan permintaan untuk logam mulia sebagai lindung nilai terhadap inflasi. Produk domestik bruto (GDP) naik pada tingkat tahunan sebesar 2,5 persen berdsarkan rilis dari Departemen Perdagangan AS. Perkiraan median dari 86 ekonom yang disurvei Bloomberg menyerukan untuk kenaikan sebesar 3 persen. Minggu ini, emas melonjak sebanyak 4,2 persen, terbesar sejak akhir Januari 2012 karena lonjakan permintaan untuk koin, bar dan perhiasan emas pasca terjunnya harga pekan lalu. The Standard & Poor GSCI index dari 24 bahan baku merosot sebanyak 1,1 persen, dipimpin oleh industri logam. "Inflasi adalah salah satu hal yang tidak perlu dikhawatir jika ekonomi terbesar dunia sedang berjuang untuk tumbuh dan perhatian untuk itu adalah ke deflasi," ungkap Michael Gayed, kepala strategi investasi Pension Partners LLC dalam sebuah wawancara telepon. "Dan ketika Anda memiliki reli seperti yang kita lihat di emas, pasti akan ada beberapa profit taking." Emas berjangka untuk pengiriman Juni turun 0,6 persen untuk menetap di $ 1,453.60 per ounce pada pukul 1:38 p.m. di Comex, New York. Harga sebelumnya naik sebanyak 1,6 persen, terutama karena peningkatan pembelian fisik. Pada tanggal 15 April, emas berjangka anjlok 9,3 persen, terbesar sejak 33 tahun. Pada hari berikutnya, harga menyentuh $ 1,321.50, terendah dalam 26 bulan. Sejak itu, logam telah naik 10 persen. Investor masih memangkas aset exchange-traded funds emas yang diperdagangkan di bursa ke 2,294.5 metrik ton kemarin, terendah sejak Oktober 2011 berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Bloomberg. (brc)