Kontak Perkasa futures - Diprediksi naik hingga Rp 900.000 per gram di akhir tahun, harga emas domestik tak takut dan justru mempertahankan diri di kisaran atas yang masih lebih tinggi dari level psikologis Rp 650.000 per gram.
Emas domestik itu tercermin dari harga emas Antam batangan 100 gram, sebagai acuan emas bersertifikasi yang paling umum dijadikan instrumen investasi di dalam negeri.
Prediksi harga emas Antam yang mencapai Rp 900.000 tersebut mengemuka akhir pekan lalu, seiring dengan prediksi harga emas dunia yang diproyeksikan mencapai US$ 2.000 per troy ounce, naik dari posisi US$ 1.415 per troy ounce yang masih di atas level psikologis US$ 1.400 per troy ounce.
Satu troy ounce, mengacu aturan di pasar, setara dengan 31,1 gram. Dengan hitungan itu, besaran US$ 2.000 per troy ounce dikonversi dengan membagi angka tersebut dengan 31,1 gram, hasilnya US$ 64,31 per gram.
Dengan asumsi kurs rupiah Rp 14.100 per dolar AS maka prediksi harga emas yakni setara dengan Rp 906.771 per gram.
David Roche, presiden dan ahli strategi global dari Independent Strategy yang berbasis di London, memprediksi tren kenaikan harga emas dapat berlanjut karena tensi perang dagang masih ada, dilansir CNBC International pada Senin (8/7/2019).
"Saya meyakini saat ini pasar keuangan sekarang siap hancur seperti tumpukan pasir," ujar Roche, yang turut menyarankan investor global untuk menahan portofolio investasinya di emas, obligasi pemerintah Eropa, dan obligasi terbitan pemerintah AS yaitu US Treasury.
Dia juga berpendapat bahwa perang dagang yang dipicu langkah-langkah agresif Amerika Serikat akan berdampak sangat luas, berskala besar, memicu konflik global, dan menekan ekspektasi pertumbuhan di pasar saham.
Tren kenaikan harga emas global dimulai ketika perang dagang AS-China kembali memanas pada awal tahun ini, yang otomatis meningkatkan harga emas dunia karena pergerakan harga emas linear dengan risiko yang sedang berkembang, terutama di pasar keuangan.
Meskipun sudah mereda, perang dagang AS-China sudah menelan korban yaitu Huawei dan beberapa perusahaan lain asal China yang kemungkinan besar dianggap terlibat dalam aktivitas yang tak sesuai dengan keamanan nasional atau kebijakan luar negeri negeri Paman Sam.
Dalam daftar hitam bisnis AS, atau yang biasa disebut Entity List, bersama dengan Huawei terdapat 144 nama perusahaan lain yang berasal dari beragam negara.
Selain isu perang dagang dengan China, AS juga membuka front konflik lain dengan Eropa terkait Airbus-Boeing dan dengan Iran terkait harga minyak dan penembakan pesawat nir-awak.
Akhirnya, dampak yang timbul dari perang dagang dan kondisi AS yang belum membaik betul malah berimplikasi pada pemangkasan pertumbuhan ekonomi negara-negara dunia dan tingkat pertumbuhan ekonomi dunia sendiri yang diturunkan Bank Dunia menjadi tinggal 2,6% dari sebelumnya 2,9%.
Karena ekonomi dunia yang diprediksi melemah itu, bank sentral AS pun memberi sinyal akan adanya rencana penurunan suku bunga di akhir bulan ini.
Pasar bereaksi dengan mulai banyaknya analis dunia yang memprediksi penurunan suku bunga Fed Fund Rate akan ditambah dua kali lagi hingga akhir tahun, sehingga totalnya tiga kali.
Survei pasar yang dirangkum CME Fedwatch menunjukkan potensi penurunan suku bunga sebesar 75 basis poin (bps) atau tiga kali 25 bps sudah naik menjadi yang tertinggi hingga akhir tahun.
Posisi penurunan suku bunga 75 bps nya sudah mencapai 37,5% di atas potensi penurunan 50 bps yang hanya 33,7% dan penurunan 25 bps sebesar 9,7%. Sisanya ada yang memprediksi penurunan terjadi hingga 100 bps atau 1% yaitu hanya 2,5%.
www.cnbcindonesia.com/investment/20190715161123-21-85058/harga-emas-diramal-meroket-ke-rp-900000-gram-kalau-antam