PT. KOntak Perkasa Futures - Harga emas berjangka dunia berbalik menguat setelah industri manufaktur Amerika Serikat (AS) menunjukkan penurunan pemesanan peralatan, memicu kekhawatiran masih ada bayang-bayang resesi yang mengancam Negara Adidaya tersebut.
Harga kontrak berjangka logam mulia tersebut di bursa Comex Amerika Serikat (AS) naik 0,21% atau US$2,7 per troy ounce ke level US$1.298,1 pada Rabu (3/4/2019) pagi ini. Kenaikan ini membuat pergerakan harga kontrak berjangka logam mulia ini melemah hanya 0,02%
Industri manufaktur AS mencatatkan penurunan di pos pemesanan peralatan bisnis pada Februari, atau menjadi penurunan yang ketiga berturut-turut. Pemesanan barang tahan lama (durable goods) tercatat jatuh sebesar 1,6%, atau lebih buruk dari ekspektasi di level 1,2%.
Data Departemen Perdagangan AS menyebutkan pemesanan barang modal untuk keperluan non-militer turun 0,1% menyusul rendahnya permintaan atas produk elektronik, komputer, dan permesinan. Hal ini berkontribusi terhadap penurunan pemesanan durable goods tersebut.
Pelaku pasar berspekulasi penurunan tersebut adalah dampak langsung dari perang dagang dengan China karena data pemesanan barang tahan lama mengindikasikan laju konsumsi pelaku bisnis.
Ketika pasar modal dinilai riskan karena dibayangi pelemahan ekonomi dunia, investor pun memborong aset safe haven (minim risiko) untuk keperluan lindung nilai (hedging).
Penguatan harga emas juga terjadi di Hong Kong. Sebagaimana dilaporkan Reuters, harga emas di Hong Kong juga naik di pembukaan pagi ini ke level HKD12,100 (sekitar US$1.541,4) per tael. Reuters mengutip data Chinese Gold and Silver Exchange Society.
Source : CNBC Indonesia
Harga kontrak berjangka logam mulia tersebut di bursa Comex Amerika Serikat (AS) naik 0,21% atau US$2,7 per troy ounce ke level US$1.298,1 pada Rabu (3/4/2019) pagi ini. Kenaikan ini membuat pergerakan harga kontrak berjangka logam mulia ini melemah hanya 0,02%
Industri manufaktur AS mencatatkan penurunan di pos pemesanan peralatan bisnis pada Februari, atau menjadi penurunan yang ketiga berturut-turut. Pemesanan barang tahan lama (durable goods) tercatat jatuh sebesar 1,6%, atau lebih buruk dari ekspektasi di level 1,2%.
Data Departemen Perdagangan AS menyebutkan pemesanan barang modal untuk keperluan non-militer turun 0,1% menyusul rendahnya permintaan atas produk elektronik, komputer, dan permesinan. Hal ini berkontribusi terhadap penurunan pemesanan durable goods tersebut.
Pelaku pasar berspekulasi penurunan tersebut adalah dampak langsung dari perang dagang dengan China karena data pemesanan barang tahan lama mengindikasikan laju konsumsi pelaku bisnis.
Ketika pasar modal dinilai riskan karena dibayangi pelemahan ekonomi dunia, investor pun memborong aset safe haven (minim risiko) untuk keperluan lindung nilai (hedging).
Penguatan harga emas juga terjadi di Hong Kong. Sebagaimana dilaporkan Reuters, harga emas di Hong Kong juga naik di pembukaan pagi ini ke level HKD12,100 (sekitar US$1.541,4) per tael. Reuters mengutip data Chinese Gold and Silver Exchange Society.
Source : CNBC Indonesia