Kontak Perkasa - Jakarta Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tipis pada awal sesi perdagangan saham. Investor asing masih melakukan aksi jual.
Pada pra pembukaan perdagangan saham, Kamis (19/10/2017), IHSG melemah 1,46 poin atau 0,2 persen ke posisi 5.927,73.
Pada pembukaan perdagangan saham pukul 09.00 WIB, IHSG melanjutkan pelemahan 1,2 poin atau 0,02 persen ke posisi 5.929,02. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,13 persen ke posisi 986,35. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.
Ada sebanyak 83 saham menguat sehingga menahan pelemahan IHSG. Sedangkan 30 saham melemah. 100 saham lainnya diam di tempat.
Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.930 dan terendah 5.924,85. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 7.941 kali dengan volume perdagangan 165,3 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 183,9 miliar.
Investor asing melakukan aksi jual Rp 37,06 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat berada di posisi Rp 13.516.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menghijau. Sektor saham perdagangan mendaki 0,503 persen. Sektor saham keuangan naik 0,14 persen dan sektor saham konstruksi mendaki 0,23 persen. Sementara saham infrastruktur mencatatkan pelemahan terbesar dengan turun 0,87 persen.
Saham-saham yang mencatatkan top gainers antara lain saham KIOS naik 24,9 persen ke posisi Rp 3.310 per saham, saham GGRM melonjak 0,82 persen ke posisi Rp 64.750 per saham, dan saham ITMG menanjak 2,29 persen ke posisi Rp 11.175 per saham.
Saham-saham yang tertekan antara lain saham UNTR melemah 0,79 persen ke posisi Rp 34.625 per saham INTP tergelincir 0,91 persen ke posisi Rp 19.125 per saham, dan saham INAF susut 4,55 persen ke posisi Rp 2.520 per saham.
Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi mengatakan IHSG akan bergerak pada support 5.900 dan resistance 5.935.
Kemarin, IHSG turun sebanyak 18,13 poin ke level 5.929,20. IHSG melemah karena sektor aneka industri dan infrastruktur tertekan.
"Sektor aneka industri kembali menjadi penekan dengan saham ASII kembali melemah diiringi sektor infrastruktur yang dipimpin pelemahan, saham EXCL dan TLKM," kata dia di Jakarta, Kamis (19/10/2017).
Pelemahan tersebut disebabkan oleh aksi jual investor asing yang cukup besar. Investor asing mencatatkan jual bersih sampai Rp 1,16 triliun.
Pada pra pembukaan perdagangan saham, Kamis (19/10/2017), IHSG melemah 1,46 poin atau 0,2 persen ke posisi 5.927,73.
Pada pembukaan perdagangan saham pukul 09.00 WIB, IHSG melanjutkan pelemahan 1,2 poin atau 0,02 persen ke posisi 5.929,02. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,13 persen ke posisi 986,35. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.
Ada sebanyak 83 saham menguat sehingga menahan pelemahan IHSG. Sedangkan 30 saham melemah. 100 saham lainnya diam di tempat.
Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.930 dan terendah 5.924,85. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 7.941 kali dengan volume perdagangan 165,3 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 183,9 miliar.
Investor asing melakukan aksi jual Rp 37,06 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat berada di posisi Rp 13.516.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menghijau. Sektor saham perdagangan mendaki 0,503 persen. Sektor saham keuangan naik 0,14 persen dan sektor saham konstruksi mendaki 0,23 persen. Sementara saham infrastruktur mencatatkan pelemahan terbesar dengan turun 0,87 persen.
Saham-saham yang mencatatkan top gainers antara lain saham KIOS naik 24,9 persen ke posisi Rp 3.310 per saham, saham GGRM melonjak 0,82 persen ke posisi Rp 64.750 per saham, dan saham ITMG menanjak 2,29 persen ke posisi Rp 11.175 per saham.
Saham-saham yang tertekan antara lain saham UNTR melemah 0,79 persen ke posisi Rp 34.625 per saham INTP tergelincir 0,91 persen ke posisi Rp 19.125 per saham, dan saham INAF susut 4,55 persen ke posisi Rp 2.520 per saham.
Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi mengatakan IHSG akan bergerak pada support 5.900 dan resistance 5.935.
Kemarin, IHSG turun sebanyak 18,13 poin ke level 5.929,20. IHSG melemah karena sektor aneka industri dan infrastruktur tertekan.
"Sektor aneka industri kembali menjadi penekan dengan saham ASII kembali melemah diiringi sektor infrastruktur yang dipimpin pelemahan, saham EXCL dan TLKM," kata dia di Jakarta, Kamis (19/10/2017).
Pelemahan tersebut disebabkan oleh aksi jual investor asing yang cukup besar. Investor asing mencatatkan jual bersih sampai Rp 1,16 triliun.