Kontak Perkasa - Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan, dengan adanya sekuritisasi aset yang dilakukan oleh beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan mendorong masyarakat berinvestasi di pasar keuangan. Selama ini memang minat investasi masyarakat Indonesia untuk berinvestasi di pasar keuangan masih cukup rendah.
Darmin menjelaskan, dengan adanya sekuritisasi aset yang dilakukan perusahaan BUMN, tidak hanya memperdalam pasar keuangan Indonesia, tetapi juga akan membuat masyarakat tertarik untuk berinvestasi pada instrumen tersebut.
"Itu tidak hanya berarti semakin besar market size kita, lebih dari pendalaman itu membuat semakin banyak tertarik bagian dari masyarakat kita," kata Darmin, di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (20/9/2017).
Instrumen investasi pasar keuangan sempat tidak dilirik masyarakat. Bahkan pengelola dana besar juga tidak berminat untuk memutar uangnya pada instrumen investasi tersebut.
"Jangankan perorangan. pas kita terbitkan obligasi, itu namanya asuransi, dana pensiun tidak mau. Lebih senang di deposito meski bunganya lebih kecil," papar Darmin.
Menurut Darmin, agar investasi pada pasar keuangan menarik maka dibuat kebijakan pembatasan besaran bungan deposito. Dampaknya, investasi pada pasar keuangan mulai dilirik dan setelah mendapat imbal hasil yang lebih besar dari deposito banyak pihak mulai berinvestasi pada instrumen tersebut.
"Masyarakat begitu mencicipi bunga lebih tinggi dia tahu ini lebih menarik. Apalagi kalau ada desain bayar kupon dan bunga per bulan," tutup Darmin.
Darmin menjelaskan, dengan adanya sekuritisasi aset yang dilakukan perusahaan BUMN, tidak hanya memperdalam pasar keuangan Indonesia, tetapi juga akan membuat masyarakat tertarik untuk berinvestasi pada instrumen tersebut.
"Itu tidak hanya berarti semakin besar market size kita, lebih dari pendalaman itu membuat semakin banyak tertarik bagian dari masyarakat kita," kata Darmin, di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (20/9/2017).
Instrumen investasi pasar keuangan sempat tidak dilirik masyarakat. Bahkan pengelola dana besar juga tidak berminat untuk memutar uangnya pada instrumen investasi tersebut.
"Jangankan perorangan. pas kita terbitkan obligasi, itu namanya asuransi, dana pensiun tidak mau. Lebih senang di deposito meski bunganya lebih kecil," papar Darmin.
Menurut Darmin, agar investasi pada pasar keuangan menarik maka dibuat kebijakan pembatasan besaran bungan deposito. Dampaknya, investasi pada pasar keuangan mulai dilirik dan setelah mendapat imbal hasil yang lebih besar dari deposito banyak pihak mulai berinvestasi pada instrumen tersebut.
"Masyarakat begitu mencicipi bunga lebih tinggi dia tahu ini lebih menarik. Apalagi kalau ada desain bayar kupon dan bunga per bulan," tutup Darmin.