KONTAK PERKASA FUTURES - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore bergerak menguat sebesar 27 poin menjadi Rp13.328 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.355 per dolar AS. Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa mengatakan bahwa beberapa mata uang di kawasan Asia, termasuk rupiah mulai bergerak menguat terhadap dolar AS, kekhawatiran mengenai Yunani cenderung mereda di pasar keuangan namun hanya bersifat sementara. "Setiap perkembangan baru mengenai Yunani akan mendapatkan respon yang masif dari pasar keuangan," katanya. Ia mengemukakan bahwa 30 Juni ini merupakan batas akhir Yunani membayar utangnya ke lembaga Dana Moneter Internasional (IMF) dan batas akhir perpanjangan dana bantuan. Pemerintah Yunani sudah menyatakan tidak akan membayar utang ke IMF hingga referendum pada 5 Juli mendatang. "Penolakan Yunani membayar utang ke IMF itu bisa mendorong kembali kekhawatiran pasar," katanya. Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova menambahkan bahwa penguatan mata uang rupiah masih dibayangi oleh inflasi Juni yang sedianya akan dirilis pada awal Juli 2015 oleh Badan Pusat Statistik (BPS). "Angka inflasi serta data ekonomi lainnya akan dirilis menjadi perhatian pasar karena mempengaruhi psikologis investor dalam menentukan investasi ke depannya," katanya. Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Selasa (30/6) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp13.332 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.356 per dolar AS.