Disclaimer : Semua artikel dan konten yang terdapat dalam portal ini hanya bersifat informasi saja. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari portal kami.

02 Juli 2015

Emas turun tertekan dolar yang lebih kuat

KONTAK PERKASA FUTURES - Emas berjangka di divisi COMEX NEW YORK MERCANTILE Exchange turun pada Kamis pagi, karena penguatan dolar AS mengimbangi kekhawatiran investor atas gagal bayar (default) Yunani. Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Agustus turun 2,5 dolar AS atau 0,21 persen menjadi menetap di 1.169,30 dolar AS per ounce. Emas berada di bawah tekanan karena Indeks Dolar AS naik 0,74 persen menjadi 96,23 pada pukul 00.53 GMT. Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang MATA UANG utama.  Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar naik maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih mahal bagi investor. Analis percaya bahwa banyak investor yang menggunakan dolar AS sebagai "safe haven" bukan emas setelah pemerintah Yunani gagal bayar atau "default" pada pembayaran kepada Dana Moneter Internasional (IMF) karena potensi masa depan untuk kenaikan suku bunga AS, yang menempatkan tekanan tambahan pada logam mulia.  Ketika suku bunga AS naik itu mendorong para investor memburu aset-aset bersuku bunga seperti ekuitas dan bukan emas karena logam mulia tidak memberikan imbal hasil. Lembaga riset Institute for Supply Management juga merilis sebuah laporan pada Rabu yang menempatkan tekanan pada emas karena melaporkan indeks manufaktur Juni primer di 53,5. Komponen pekerjaaan indeks naik hampir empat poin menjadi 55,5 dari Mei. Analis mengatakan ini signifikan untuk angka ini dan memberikan tekanan pada emas. Perak untuk pengiriman September turun 0,4 sen, atau 0,03 persen, menjadi ditutup pada 15,577 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober bertambah 8,3 dolar AS, atau 0,77 persen, menjadi ditutup pada 1.087,80 dolar AS per ounce. Demikian laporan Xinhua.