Disclaimer : Semua artikel dan konten yang terdapat dalam portal ini hanya bersifat informasi saja. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari portal kami.

07 Oktober 2014

Harga minyak dunia "rebound" setelah turun tajam

Harga minyak dunia ditutup lebih tinggi pada Selasa, mementaskan sebuah "rebound" kecil dari penurunan tajam pekan lalu karena kurs dolar yang sedikit melemah menawarkan beberapa dukungan. Kontrak berjangka minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November di New York Mercantile Exchange, mengakhiri perdagangan pada 90,34 dolar AS per barel, naik 60 sen dari penutupan Jumat. Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November, patokan Eropa, menguat 48 sen menjadi menetap di 92,99 dolar AS per barel di perdagangan London. Harga minyak telah merosot selama berbulan-bulan. Minggu lalu WTI jatuh menjadi 88,18 dolar AS, tingkat yang terakhir tercatat pada April 2013, sementara Brent mencapai 91,48 dolar AS, tingkat terendah sejak Juni 2012. Pada Senin, kedua kontrak telah diperdagangkan lebih rendah pada pagi hari di tengah latar belakang pertumbuhan permintaan yang lemah dan pasokan minyak melimpah, tetapi kemudian menguat menjadi berakhir positif. "Sepertinya kita sedang berusaha untuk menemukan posisi dasar dan menjadi stabil. Kenyataannya harga minyak terus bergerak lebih rendah di bawah kekhawatiran tentang perlambatan kondisi ekonomi di Eropa dan Tiongkok, serta persediaan yang melimpah di dunia," kata Gene McGillian dari Tradition Energy. "Hari ini dolar sedikit tertekan, mungkin membantu sedikit mendorong pasar minyak," tambahnya. Dolar, yang telah menguat selama beberapa minggu, mencapai tingkat tertinggi pada Jumat (3/10) dalam dua tahun terakhir terhadap euro dan enam tahun terhadap yen, sedikit berkurang pada Senin. Melemahnya dolar cenderung membuat minyak mentah yang dihargakan dalam dolar dan komoditas lainnya lebih menarik bagi para pembeli yang menggunakan mata uang kuat, sehingga mengangkat permintaan. Pelemahan greenback "membuka pintu untuk komoditas sedikit menguat," kata Robert Yawger dari Mizuho Securities USA.