Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu
pagi bergerak melemah sebesar 15 poin menjadi Rp11.694 dibandingkan
sebelumnya di posisi Rp11.679 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta,
Rabu mengatakan bahwa mata uang rupiah bergerak melemah setelah sempat
mendatar di sesi awal perdagangan terhadap dolar AS. Dolar AS menguat
terhadap mata uang negara berkembang di Asia setelah data perumahan AS
membaik.
"Dolar AS kembali mempertahankan dominasinya terhadap mata uang Asia, termasuk rupiah," katanya.
Di sisi lain, ia menambahkan bahwa ekspektasi pelaku pasar uang
terhadap ekonomi Amerika Serikat akan mengalami perbaikan sehingga suku
bunga bank sentral AS (Fed rate) akan naik.
"Investor menanti kebijakan the Fed dari hasil pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada pekan ini," katanya.
Menurut dia, Jjika tingkat pekerja menunjukkan kenaikan dan tekanan
inflasi naik, diperkirakan The Fed dapat mengubah suku bunganya.
"Meningkatnya suku bunga bisa mendorong perpindahan dana dari emerging market ke AS," katanya.
Kendati demikian, menurut dia, sentimen dari meredanya krisis
geopolitik antara Ukraina dan Rusia masih ada meski tidak terlalu kuat
sehingga depresiasi rupiah terhadap dolar AS tidak terlalu dalam.