Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan kinerja indeks harga saham
gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah yang tertinggi ke
tiga di kawasan Asia Pasifik.
"Kinerja bursa saham Indonesia menempati urutan ketiga setelah
bursa saham Thailand dan India," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Pasar
Modal OJK, Nurhaida, dalam peringatan 37 tahun diaktifkannya kembali
pasar modal Indonesia di Jakarta, Kamis.
Ia memaparkan bahwa kinerja pasar modal dapat dilihat dari indeks
harga saham gabungan (IHSG) di Bursa efek Indonesia (BEI). Sepanjang
tahun ini indeks BEI mencatatkan pertumbuhan sebesar 19,43 persen dari
level 4.327,26 pada 2 Januari 2014 menjadi 5.168,26 poin pada 13 Agustus
2014.
Selain itu, lanjut dia, kinerja pasar modal Indonesia juga dapat
dilihat dari nilai kapitalisasi pasar Bursa. Nilai kapitalisasi Bursa
Efek Indonesia pada periode itu mencatatkan pertumbuhan sebesar 24,80
persen menjadi 410,38 miliar dolar AS dari 328,84 miliar dolar AS pada 2
Januari tahun ini.
Ia menambahkan bahwa untuk melihat kinerja pasar modal Indonesia,
data nilai aktiva bersih (NAB) reksadana baik yang melakukan penawaran
umum maupun penyertaan terbatas juga menjadi salah satu perhatian
regulator.
Ia mengemukakan bahwa NAB reksa dana yang melakukan penawaran umum
meningkat sebesar 10,20 persen dari Rp192,54 triliun menjadi 212,18
triliun. Sedangkan NAB reksa dana penyertaan terbatas meningkat
0,07persen dari Rp26,58 trilun menjadi Rp26,60 triliun.
Sementara itu di bidang emisi efek, Nurhaida mengemukakan bahwa OJK
telah mengeluarkan 40 surat pernyataan efektif atas pernyataan
pendaftaran dalam rangka penawaran umum dengan total nilai Rp47,83
triliun pada periode Januari hingga 13 Agustus 2014.
Ia merinci sebanyak 13 pernyataan efektif untuk emiten yang
melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) dengan total nilai emisi
Rp4,14 triliun. Sebanyak 13 pernyataan efektif yang melakukan penawaran
umum terbatas (right issue) senilai total Rp26,29 triliun.
Lalu, tujuh pernyataan efektif penawaran umum obligasi dan sukuk
dengan nilai emisi sebesar Rp8,65 triliun. Dan, tujuh pernyataan efektif
obligasi dan sukuk berkelanjutan senlai Rp8,75 triliun.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama BEI Ito Warsito
mengatakan bahwa secara statistik di sepanjang tahun 2014 ini kinerja
pasar modal Indonesia mengalami pertumbuhan. (KR-ZMF)