Nilai tukar rupiah
yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi bergerak
melemah sebesar 27 poin menjadi Rp11.614 dibandingkan sebelumnya di
posisi Rp11.587 per dolar AS.
"Mata uang rupiah kembali diperdagangkan melemah di pasar uang
domestik setelah menguat cukup signifikan seiring dengan euforia
pelaksanaan pilpres yang berjalan lancar," kata Kepala Riset Monex
Investindo Futures Zulfirman Basir di Jakarta, Senin.
Ia menambahkan bahwa permintaan dolar AS sebagai mata uang safe haven juga
meningkat setelah adanya kekhawatiran investor terhadap masalah salah
satu perbankan terbesar di Portugal yang terancam gagal bayar (default).
Kendati demikian, lanjut dia, mata uang rupiah masih mempunyai
peluang untuk kembali menguat terhadap dolar AS menyusul belum adanya
kepastian bank sentral AS (the Fed) akan menaikkan suku bunganya
menyusul ekonomi AS yang masih melambat.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada menambahkan bahwa
laju nilai tukar rupiah kembali terdepresiasi terhadap dolar AS, bila
dikaitkan dengan pemilihan umum presiden (pilpres) maka sentimen klaim
kemenangan antara dua kubu capres-cawapres memberi dampak negatif bagi
pelaku pasar uang.
"Kondisi itu memberikan ketidakpastian baru sehingga para pelaku
pasar lebih memilih untuk menahan diri dan cenderung melakukan
pengamanan posisi asetnya," katanya.
Menurut dia, laju rupiah saat ini masih cenderung mengalami
penurunan dan belum terlihat adanya potensi penguatan sehingga tetap
selalu waspadai potensi tekanan lanjutan.